Jakarta (ANTARA) - Masa mengandung harus dihadapi sebaik mungkin agar ibu dan buah hati berada dalam kondisi optimal, namun perhatian perlu dicurahkan lebih banyak ketika kehamilan yang terjadi berisiko tinggi.

Siapa saja yang rentan menghadapi kehamilan berisiko tinggi?

Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan Ali Sungkar mengatakan kehamilan berisiko tinggi rentan terjadi pada ibu yang punya penyakit penyerta, misalnya asma, diabetes dan kelainan jantung.

Begitu pula dengan pengidap penyakit yang dapat mempersulit kehamilan, di antaranya pre-eklamsia, eklamsia dan infeksi. Orang yang punya riwayat operasi terdahulu serta hamil di usia rentan juga berpotensi memiliki kehamilan berisiko tinggi.

"Lingkungan yang membahayakan kesehatan ibu dan janin juga berpengaruh," kata Ali di acara "Bicara Gizi Menghadapi Kehamilan Risiko Tinggi", Jakarta, Selasa.

Baca juga: Empat vitamin dan mineral wajib bagi ibu hamil

Faktor lain adalah gaya hidup negatif yang dijalani oleh ibu, misalnya kebiasaan merokok dan mengonsumsi banyak minuman beralkohol.

Kehamilan berisiko tinggi yang tak ditangani dapat berdampak negatif bagi janin, seperti lahir dengan berat badan rendah dan prematur.

Untuk menekan risiko tinggi pada kehamilan, Ali mengingatkan salah satu hal yang harus dilakukan para perempuan hamil maupun yang sedang memiliki program kehamilan adalah mengonsumsi nutrisi yang cukup.

"Kebutuhan nutrisi sebelum dan saat hamil harus sama baik," ujar dia.

Pastikan asupan makanan mengandung zat-zat gizi penting seperti protein, karbohidrat, lemak, kalsium, zat besi, vitamin A, vitamin D, vitamin 812, asam folat, dan iodine.

Baca juga: Ibu hamil dan anak harus lebih hati-hati terhadap polusi udara

Dengan menjaga asupan nutrisi yang baik, kondisi kehamilan resiko tinggi seperti pre-eklamsia dapat dicegah.

Ibu hamil dengan resiko pre-eklamsia perlu memilih makanan dengan bijak seperti menghindari garam yang dapat meningkatkan tekanan darah, dan banyak mengonsumsi makanan yang mengandung antioksidan.

Selain itu konsumsi cukup protein yang bermanfaat sebagai zat pembangun untuk pertumbuhan dan perkembangan organ-organ serta sel-sel tubuh janin.

”Asupan nutrisi yang baik pada masa kehamilan akan bermanfaat bagi janin secara jangka panjang, menurunkan risiko sejumlah penyakit kronis di masa dewasa kelak seperti hipertensi, diabetes, jantung dan berbagai penyakit lainnya," papar dia.

Seribu hari pertama kehidupan, termasuk 270 hari dalam kandungan adalah masa penting yang memengaruhi tumbuh kembang anak kelak.

Selain memperhatikan asupan nutrisi, dia menganjurkan ibu hamil untuk segera mengunjungi fasilitas kesehatan pada awal kehamilan dan rutin mengontrol kondisi kandungan.

Baca juga: Hal yang perlu diketahui ibu hamil di kelas laktasi
 

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2019