Sukses dari APGN, kita ada lima geopark internasionalnya. Tapi selanjutnya harus diikuti dengan peningkatan sumber daya manusianya. Karena itu objeknya adalah wisata, kalau wisata maka butuh pemandu wisata. Nah hari ini kita akan melakukan uji kompet
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman memfasilitasi percepatan implementasi kebijakan sertifikasi SDM Kemaritiman Uji Kompetensi Pemandu Geowisata guna mendapatkan lisensi Pemandu Geowisata (geopark) pertama di Indonesia.

Asisten Deputi Pendidikan dan Pelatihan Maritim Kemenko Bidang Kemaritiman TB Haeru Rahayu dalam siaran pers di Jakarta, Rabu, mengatakan uji kompetensi pemandu geowisata merupakan tindak lanjut pasca diselanggarakannya Simposium Asia Pasific Geoparks Network (APGN).

"Sukses dari APGN, kita ada lima geopark internasionalnya. Tapi selanjutnya harus diikuti dengan peningkatan sumber daya manusianya. Karena itu objeknya adalah wisata, kalau wisata maka butuh pemandu wisata. Nah hari ini kita akan melakukan uji kompetensi kepada 78 pemandu agar mendapatkan lisensi pemandu geowisata pertama di Indonesia," katanya dalam Uji Kompetensi Pemandu Geowisata di Lombok, NTB, Selasa (17/9).

Untuk bisa mendapatkan lisensi tersebut, Asdep TB Haeru memaparkan para pemandu harus paham kompetensinya di bidang pengetahuan, keterampilan dan perilaku.

Baca juga: Kemenpar susun pedoman jalur Geowisata Geopark Nasional Banyuwangi

Kompetensi pemandu antara lain harus memahami geologi, kebersihan lingkungan, juga mengelola layanan publik terkait adat dan budaya. Kecakapan memberikan informasi juga menjadi hal penting bagi kompetensi pemandu.

"Intinya saat turis datang, turis itu akan mendapatkan penjelasan informasi segamblang-gamblangnya, sedetail-detailnya dengan jelas, dan turis tersebut merasa 'happy' selama perjalanan dan saat mendapatkan penjelasan tersebut, dan dia akan menceritakan kembali ke teman-temannya dan mengundang mereka untuk datang ke sini," ujarnya.

Kemenko Kemaritiman bekerjasama dengan LSP Pramindo untuk penyediaan asesor penguji. Kendato demikian, saat ini baru ada dua asesor penguji untuk pemandu geowisata.

"Sekembalinya kami nanti ke Jakarta, kami akan coba koordinasi dengan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) supaya ada asesornya. Di kita ini persoalannya orangnya ada, tapi kuantitasnya yang menjadi persoalan," katanya.

Oleh sebab itu, Asdep TB Haeru berharap sesegera mungkin asesor bertambah, mengingat pentingnya pemandu geowisata untuk kemajuan pariwisata di Indonesia.

"Karena pemandu ini merupakan duta bangsa Indonesia atau setidaknya duta di daerah tempat ia melakukan tugasnya. Ia jadi tumpuan harapan wisatawan, perusahaan yang memperkerjakannya, bahkan daerah atau negara tempat ia bekerja," katanya.

Baca juga: Ahli geologi bantu petakan potensi geowisata Riau
 

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019