Jakarta (ANTARA) - Saat ini media digital dilirik berbagai produsen atau pemilik merek untuk mengiklankan produk mereka, dengan alasan peningkatan waktu yang konsumen habiskan untuk berselancar di internet atau media sosial.

Data Nielsen Advertising Intelligence (Ad Intel) periode Juli 2018-Juni 2019 menunjukkan, konsumen menghabiskan waktu sekitar 3 jam 17 menit dari yang sebelumnya 2 jam 26 menit dalam tiga tahun terakhir.

Lantas, apa kelebihan media digital dibandingkan media konvensional?

"Ketepatan sasaran. Target audience sangat spesifik tergantung dari history browsing," ujar Executive Director Nielsen Media untuk Indonesia Hellen Katherina di Jakarta, Rabu.

Dari sisi versi iklan, data menunjukkan versi iklan di media digital 25 kali lipat lebih banyak dari media lainnya, yakni 396.534 versi dalam setahun terakhir. Sementara di media cetak terdapat 47.205 versi diikuti televisi 15.332 versi.

"Iklan di media digital mudah dimodifikasi," kata Hellen.

Di sisi lain, media konvensional seperti televisi, radio dan cetak sebenarnya juga memiliki keunggulan masing-masing.

Televisi misalnya, unggul dari sisi awareness dan jangkauan, sementara media cetak bisa menampilkan informasi secara detil yang bisa dicerna pembaca.

"Radio, hebat dalam menggerakkan komunitas. Orang mendengarkan radio pakai smartphone bukan streaming. Mereka sebagian besar menggunakan headphone sehingga ada emotional connection antara pendengar dan penyiar," papar Hellen.

Baca juga: Belanja iklan di media digital capai Rp9,3 triliun

Baca juga: Indonesia target penipuan iklan digital, berapa kerugiannya?

Baca juga: Belanja iklan otomotif selama IIMS Rp49 miliar, Nissan tertinggi

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019