jangan sampai tertinggal dengan Vietnam dan Bangladesh yang ekspornya sudah meningkat double digit
Jakarta (ANTARA) - Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) meminta agar Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia dan Uni Eropa dapat dipercepat untuk direalisasikan.

“Kami menyampaikan kepada Presiden Joko Widodo terkait perdagangan bebas dengan Uni Eropa mohon dipercepat, karena itu akan berdampak luas terhadap rencana ekspor kita yang ekspansif,” kata Ketua API Ade Sudrajat di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Sembilan perusahaan tekstil tutup karena produk impor

Ade menyampaikan perjanjian dagang dengan Benua Biru akan mempercepat peningkatan kemampuan penetrasi produk Indonesia di negara-negara Eropa.

Sebagaimana diketahui, lanjut Ade, perjanjian perdagangan Vietnam dengan Uni Eropa telah ditandatangani dan berlaku efektif pada 1 Januari 2020, dengan Vietnam merupakan negara pesaing kuat Indonesia saat ini.

Baca juga: Kemenperin siapkan safeguard dan antidumping, amankan industri tekstil

“Jadi, jangan sampai tertinggal dengan Vietnam dan Bangladesh yang ekspornya sudah meningkat double digit, sedangkan kita masih single digit,” ungkap Ade.

Selain itu, Ade juga berharap agar pemerintah melakukan kajian perjanjian perdagangan baik bilateral maupun multilateral yang memungkinkan Indonesia menjadi multi market sourcing platform atau pasar bagi banyak negara.

“Diharapkan Indonesia bisa mengkaji berbagai negara di Asia sebagai mitra dagang penting, dan melihat sudut agar Indonesia bisa secara terus menerus meningkatkan hubungan dagang secara bilateral dan multilateral,” ujar Ade.

Menurut Ade, API membidik peningkatan daya saing industri tekstil dan produk tekstil (TPT), sehingga terjadi peningkatan ekspor dan penurunan ekspor signifikan hingga 10 tahun ke depan.

Untuk itu, perjanjian perdagangan dengan negara importir bertujuan untuk meningkatkan kemampuan penetrasi produk Indonesia di pasar ekspor, yang pada akhirnya mampu meningkatkan ekspor produk TPT nasional.

Baca juga: Kemenperin lakukan harmonisasi tarif industri tekstil nasional
 

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019