Shanghai, China (ANTARA) - Perusahaan teknologi asal China Huawei Technologies mengampanyekan pemanfaatan teknologi komunikasi dan informatika (TIK) untuk berbagai tujuan kemanusiaan di dunia baik dalam sektor kesehatan, pendidikan, maupun pembangunan lingkungan.

"Inklusi digital berarti pemanfaatan teknologi digital untuk mendorong pembangunan inklusif yang mencakup semua orang, rumah, dan organisasi. Target inisiatif #Tech4ALL kami adalah pelibatan 500 juta orang di dunia dalam lima tahun mendatang," kata Deputy Chairman Huawei Ken Hu dalam ajang Huawei Connect 2019 di Shanghai, China, Kamis malam (19/9).

Ken Hu menyebut kesenjangan digital masih terjadi di sejumlah tempat, termasuk di China. Banyak generasi tua di Negeri Panda itu yang tidak dapat menggunakan layanan taksi karena moda transportasi itu telah menerapkan pemesanan dengan aplikasi.

Baca juga: Huawei dorong pemanfaatan komputasi awan secara inklusif

"Di Bangladesh, sebagian kaum perempuan tidak memiliki kesempatan belajar komputer. Sedangkan warga Komoro masih terisolasi dari informasi di dunia karena tidak memiliki jaringan Internet," katanya.

Teknologi komunikasi dan informasi, lanjut Ken Hu, semestinya tidak susah diakses warga dunia agar pemanfaatannya menyeluruh ke semua lapisan menyusul perannya dalam pertumbuhan ekonomi.

Huawei pun melibatkan sejumlah mitra ekosistem dalam implementasi teknologi inklusif seperti laboratorium riset IIS Aragon di Spanyol, lembaga riset DIVE untuk pengembangan perangkat pendeteksi gangguan pada penglihatan anak.

Baca juga: Atlas 900 super-komputer baru andalan Huawei

Sistem DIVE mengumpulkan data deteksi gangguan penglihatan anak dengan teknologi Hi-AI dan kemampuan machine learning sebagai landasan dokter untuk menganalisa adanya gangguan itu.

Selain itu, Huawei juga bekerja sama dengan sejumlah organisasi non-pemerintah seperti UNESCO dan organisasi Close the Gap asal Belgia yang menyediakan ruang pengajaran teknologi informasi dan komunikasi di Afrika.

Sementara dalam bidang lingkungan, Huawei melibatkan organisasi Rainforest Connection yang menggunakan ponsel bertenaga surya untuk mendeteksi penebangan liar dan memantau hutan tropis.

Baca juga: Huawei bidik pasar komputasi statistik senilai Rp2,8 kuadriliun

Baca juga: Ajang Huawei Connect 2019 fokuskan tren kecerdasan buatan

 

Pewarta: Imam Santoso
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2019