Saya berusaha supaya produk ini bisa menarik minat masyarakat dengan memadukan beberapa kain-kain tersebut
Pontianak (ANTARA) - Tri Pradita Septi Purniasih, pelaku UMKM di Kota Pontianak, dengan kemampuannya memadukan kain jeans dengan kain khas Kalbar seperti corak insang, batik dayak dan tenun menjadi tas etnik yang unik dan menarik sehingga mampu meraup keuntungan belasan juta rupiah per bulan.

"Saya berusaha supaya produk ini bisa menarik minat masyarakat dengan memadukan beberapa kain-kain tersebut," ujar Dita, saat ditemui di rumahnya di Jalan Tabrani Ahmad, Pontianak, Minggu.

Selain tas ia juga membuat dompet, mukenah, sarung bantal, kalung, dan gelang. Dita tidak hanya fokus ke satu bidang produk, karena ia ingin menggunakan bahan yang digunakan secara efisien.

"Kalau misalnya ada sisa bahan dari buat tas, saya bisa jadikan kalung dan gelang. Jadi saya usahakan satu bahan bisa jadi beberapa produk," jelasnya.

Dita memulai usaha ini sejak ia memutuskan untuk keluar dari karyawan di salah satu bank di daerah itu.

"Saya mulai usaha ini dari 2014, yang sebelumnya punya usaha butik pengantin," katanya.

Ia mengaku menggunakan modal awal usaha tersebut sebanyak Rp80 juta.

"Untuk modal awal memang cukup banyak karena alat untuk membuat hantaran pernikahan itu banyak, sewa kios, dan pernak-pernik lainnya," jelas Dita.

Ia mengaku modal khusus dari usaha membuat tas hanya menggunakan biaya Rp5 juta, untuk membeli mesin jahit dan obras.

Melalui usaha ini, Dita bisa meraup keuntungan sebanyak satu sampai 15 juta per bulan. Lain halnya jika sudah memasuki saat Lebaran maka omset yang didapat mencapai Rp30 juta.

"Kalau lagi musim Lebaran, lebih banyak yang memesan barbie candy, yang pemesanannya mencapai 300," kata dia.
Aneka tas hasil kreasi Dita (Doranda)

Ia mampu mengerjakan produk ini hanya sendiri. Tapi jika orderan banyak, Dita akan mempekerjakan karyawan.

Produk ini sudah sampai menarik minat wisatawan asing, misalnya Belanda dan Hong Kong.

Untuk harga per buah nya minimal Rp100 ribu hingga Rp400 ribuan.

Ia mengaku memiliki kesulitan ketika memasarkan barang yang dibuatnya karena bahan yang dibutuhkan pun cukup mahal karena harus dibeli dari luar Kalbar.

"Semoga usaha ini bisa berkembang sehingga dapat memajukan kain lokal Kalbar dan minat pemuda terutama Pontianak dalam produk olahan khas kain Kalimantan," kata dia.

Baca juga: Gedung UMKM Center Pontianak "diserbu" pengunjung STQ Nasional
 

Pewarta: Doranda/Dedi
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019