Pemanfaatan teknologi yang tepat guna, efektif dan ramah lingkungan juga didorong guna menciptakan nilai tambah dan pembangunan berkelanjutan sehingga manfaat infrastruktur dapat dirasakan generasi mendatang
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menggunakan teknologi Bendung Modular untuk menaikkan tinggi muka air Sungai Gugubali sehingga bisa dimanfaatkan untuk mengairi saluran irigasi di Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara.

Teknologi ini dikembangkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (Pusair) Ditjen SDA Kementerian PUPR dan telah terdaftar secara paten di Direktorat Jenderal (Ditjen) HAKI, Kementerian Hukum dan HAM.

Baca juga: PUPR lelang 9 proyek bendungan pada 2019

Baca juga: Warga proyek Bendungan Bagong dipastikan dapat kompensasi plus


"Ïnovasi dan teknologi diperlukan dalam pembangunan infrastruktur untuk menjadi lebih baik, cepat dan lebih murah. Pemanfaatan teknologi yang tepat guna, efektif dan ramah lingkungan juga didorong guna menciptakan nilai tambah dan pembangunan berkelanjutan sehingga manfaat infrastruktur dapat dirasakan generasi mendatang," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Minggu

Salah satu peneliti yang turut dalam pengembangan Bendung Modular, James Zulfan, akan mewakili Indonesia untuk mengikuti kompetisi internasional di Berlin pada November 2019, untuk bertanding melawan perwakilan dari 100 negara dari seluruh dunia.

Teknologi Bendung Modular dapat digunakan pada saluran irigasi premier, sekunder dan tersier dengan keunggulan dari segi mutu konstruksi dan biaya serta direkomendasikan untuk diterapkan pada sungai upper middle reach dengan tipe material sedimen yang dominan berupa pasir halus sampai kerikil.

Baca juga: Pembebasan lahan proyek Bendungan Meninting belum tuntas

Pada tahun 2018, Kementerian PUPR telah membangun Bendung Modular di Sungai Gugubali, Desa Tiley, Pulau Morotai dengan lebar kurang lebih 30 meter dan untuk mengairi daerah irigasi seluas 300 hektare.

Bendung ini terbuat dari susunan blok-blok beton tipe Pusair yang saling mengikat dan mengunci sehingga membentuk struktur ambang dan pelimpah bendung.

Berat per unit blok beton sekitar 170 kg sehingga masih dapat diangkat secara manual oleh 2-3 orang dan tidak memerlukan alat berat. Struktur ini juga sangat bermanfaat untuk pekerjaan konstruksi pada remote area.

Pembangunan jaringan irigasi dengan menggunakan konsep Bendung Modular memiliki beberapa keunggulan dibanding dengan bendung konvensional di antaranya sambungan saluran irigasi kuat dan cukup kedap untuk meminimalisir kehilangan air akibat terjadinya longsor dinding saluran.

Selain itu struktur dapat beradaptasi dengan perubahan dasar sungai (fleksibel), kerusakan yang terjadi pada bangunan bendung/bangunan pengendali dasar sungai dapat diganti sesuai dengan bagian-bagian yang mengalami depresiasi (modular), strukturnya terbagi-bagi menjadi beberapa segmen (segmental).

Kemudian dapat meningkatkan aerasi di hilir struktur bending sehingga kualitas air menjadi lebih baik (eco hydraulic), menekan kebutuhan biaya produksi dan menghemat waktu pengerjaan proyek.

Baca juga: Proyek Bendungan Meninting Lombok Barat segera dimulai
 

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019