Kairo (ANTARA) - Lima negara Barat termasuk Amerika Serikat, serta Turki dan Uni Emirat Arab (UAE), mendukung perusahaan minyak negara Libya NOC sebagai satu-satunya otoritas yang sah dalam sektor energi negara tersebut, menurut pernyataan gabungan, Minggu.

Penyataan itu muncul setelah pemerintah paralel Libya timur yang bersekutu dengan Khalifa Haftar pekan lalu menunjuk dewan paralel untuk unit lokal NOC, langkah yang dianggap diplomat sebagai upaya untuk memisahkan diri dari markas Tripoli.

"Demi stabilitas politik dan ekonomi Libya serta kesejahteraan seluruh rakyat kami, secara ekslusif kami mendukung NOC," bunyi pernyataan yang diunggah di situs Kedutaan Besar AS untuk Libya.

Pernyataan itu ditandatangani oleh Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Prancis, Italia, Uni Emirat Arab dan juga Turki, katanya.

Baca juga: Harga minyak naik, Rusia pangkas produksi dan Libya "force majeure"

Pasukan Tentara Nasional Libya Haftar (LNA) berupaya merebut kembali Tripoli, markas pemerintah yang diakui internasional, dalam aksi militer selama hampir enam bulan.

Pekan lalu NOC mengecam keras penunjukkan dewan paralel di unit timur Brega Petroleum Marketing Co (BPMC) sebagai upaya untuk memecah belah negara sekaligus mendirikan lembaga tidak sah untuk mengekspor minyak.

NOC menangani ekspor minyak dan gas untuk seluruh negara, meski LNA pernah berupaya merebut kendali pelabuhan minyak yang dikelola NOC.

Pasukan Haftar mengantongi dukungan Uni Emirat Arab dan Mesir, sementara itu Turki berada di belakang pasukan Tripoli, menurut diplomat.

Sumber: Reuters
Baca juga: Militer serahkan kendali pelabuhan minyak Libya ke NOC
Baca juga: Harga minyak terus menurun, setelah Saudi janji pulihkan produksi
Baca juga: Militer serahkan kendali pelabuhan minyak Libya ke NOC

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019