Busa limbah domestik memenuhi kolam di Instalasi Pengolahan Air Waduk Pluit, Jakarta, Jumat (21/9). Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup DKI, sumber limbah yang mencemari air di Ibu kota berasal dari limbah permukiman sebanyak 72,7 persen, sisanya dari limbah perkantoran sebanyak 17,3 persen dan limbah industri 9,9 persen. ANTARA FOTO/Fanny Octavianus/wsj
Jakarta (ANTARA) -– Pelaku industri pengolahan air mulai  mengimplementasi peta jalan revolusi industri 4.0 berbasis  teknologi cloud di sektor  hulu, proses antara, dan hilir. Salah   satu manfaat utama penerapan teknologi cloud computing, keputusan bisnis di sektor industri pengolahan air dapat diambil lebih real  time guna mengoptimalkan proses produksi dan meningkatkan layanan bagi pelanggan.

Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau, dan Bahan Penyegar Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Supriadi menjelaskan,   bagi produsen pengolahan air, digitalisasi dapat meningkatkan kompetensi. Sedangkan dari sisi hilir, informasi kepuasan pelanggan dapat menjadi basis peningkatan kualitas layanan ke depan.

“Misalnya di sektor pengolahan air minum, dimana penempatan sensor-sensormenjadi bagian dari program digitalisasi dapat menentukan suplai air, kualitas, dan kuantitas air secara real time,” kata Supriadi beberapa waktu lalu di Jakarta.


Dengan pemanfaatan secara real time dan tersimpan di cloud, lanjut dia, faktor keamanan siber (cyber   security) juga mesti   diperhatikan. Tujuannya agar pemanfaatan data dari program digitalisasi dapat dioptimalkan secara lebih bertanggung jawab dan menghindari kebocoran data.

"Implementasi teknologi dalam kerangka revolusi industri 4.0 dinilai menjadi langkah strategis pengubah (game changer) daya saing industri yang sesuai dengan trensaat ini," tambahnya.

Di tempat yang sama, VP Product Management, Cloud, & UC   Telkomtelstra Arief Rakhmatsyah menjelaskan, cloud sebagai salah satu teknologi paling maju telah diterima secara luas di sebagian  besar industri di Indonesia terutama sektor keuangan. Teknologi   cloud dapat membantu dalam memberikan langkah-langkah berbasis   hasil lebih banyak, membantu inovasi dan dapat diukur di sejumlah kriteria, seperti peningkatan efisiensi dan penghematan biaya.

“Ini selaras dengan diskusi di industri air tentang perlunya   pindah ke Industry 4.0 pada akselerasi yang lebih cepat untuk mengimbangi teknologi digital di mana perusahaan utilitas di Indonesia perlu mengadopsi dan mengadaptasi  hal-hal seperti keterlibatan pelanggan online, sensor cerdas, dan penggunaan analitik yang lebih baik,” jelasnya.

Sejalan dengan hal itu, lanjut dia, Telkomtelstra menyediakan solusi teknologi terdepanseperti Managed Network Services, Managed Security Services, dan Managed Cloud Services.

Telkomtelstra juga menawarkan solusi pengelolaan cloud menjadi  satu sistem terintegrasi dengan nama hybrid cloud system.   Bekerjasama dengan Microsoft, sistem hybrid cloud ini   memungkinkan data tetap tersimpan di data center Telkomtelstra   di Indonesia, namun bisa menggunakan azure publik secara global. Arief menambahkan Telkomtelstra memiliki spesialisasi   sebagai cloud provider yang dioperasikan di Indonesia sehingga memenuhi ketentuan dalam Peraturan Pemerintah (PP) No 82 tahun 2012.

“Dalam aturan tersebut disebutkan bahwa data strategis harus berada di Indonesia,” tukasnya.


Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2019