Tidak ada perintah represif, semua diminta untuk menahan diri
Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan aparat keamanan TNI dan Polri harus menghindari emosi saat menjaga keamanan dan meredam unjuk rasa.

"Tidak ada perintah represif, semua diminta untuk menahan diri," kata Moeldoko di komplek Istana Kepresidenan Jakarta, pada Senin.

Menurut mantan Panglima TNI itu, dibutuhkan langkah persuasif sehingga kondisi keamanan dan situasi kehidupan masyarakat berjalan dengan baik.

Moeldoko menambahkan Presiden menginstruksikan upaya penyelesaian kericuhan di Papua diselesaikan dengan cara proporsional dan profesional.

Baca juga: Danrem 172/PWY : Oknum warga menyamar jadi pelajar saat demo di Wamena

Baca juga: Papua Terkini - Satu prajurit TNI gugur diserang massa demo AMP

Baca juga: Papua Terkini - Polri dalami penyebar hoaks sebabkan ricuh Wamena


Terkait dengan kerusuhan di Wamena, Papua, Moeldoko menjelaskan pemicu unjuk rasa karena sebaran berita bohong mengenai adanya guru yang melakukan tindakan rasisme.

"Kapolri tadi mengatakan tidak ada yang terjadi seperti itu. Tapi ini adalah situasi yang diprovokasi dalam rangka menciptakan situasi untuk konsumsi PBB," kata Moeldoko.

Moeldoko meminta semua pihak untuk sama-sama meredam konflik.

Sebelumnya Kapolda Papua Irjen Pol Rudolf A Rodja menyebutkan aksi demonstrasi di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, pada Senin pagi karena isu hoaks atau berita yang tidak benar.

Selain itu, prajurit TNI dari Yonif 751/Raider Praka Zulkifli gugur ketika sedang melaksanakan tugas BKO Polda Papua sebagai pengemudi truk dinas yang mengangkut pasukan ditikam oleh massa pendemo yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) di Expo Waena.

Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2019