Padang Panjang (ANTARA) - Kualitas udara di Kota Padang Panjang, Sumatera Barat, mengalami penurunan dari level sangat tidak sehat pada Minggu (22/9) ke level berbahaya pada Senin siang akibat kabut asap.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kesbangpol Padang Panjang Marwilis di Padang Panjang, Senin, mengatakan karena kondisi penurunan kualitas udara itu masyarakat diimbau agar mengurangi aktivitas luar ruangan dan memakai masker jika beraktivitas di luar ruangan.

Berdasarkan pengukuran kualitas udara yang dilakukan Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup pukul 12.00 sampai 15.30 WIB menunjukkan Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) 485,7 dengan parameter partikulat berukuran kecil dari 10 mikron (pm10) 585,7 µgram/m3.

ISPU 485,7 dan konsentrasi pm10 585,7 µgram/m3 berarti kualitas udara sudah di level berbahaya dan dapat merugikan kesehatan.

Sementara pada pengamatan sebelumnya, Minggu (22/9) pukul 12.30 sampai 16.00 kondisi kualitas udara tidak lebih baik meski berada di level sangat tidak sehat dengan ISPU 268,4 dan konsentrasi pm10 286,8 µgram/m3.

Baca juga: Asap karhutla Rimbo Panjang selimuti jalan Pekanbaru-Padang

Baca juga: Kemenkumham Sumbar siapkan masker untuk tahanan dan napi


Untuk mengantisipasi kemungkinan buruk akibat penurunan kualitas udara, pemerintah daerah pada Senin pagi bersama Polres Padang Panjang membagikan masker kepada warga yang ditemui sedang beraktivitas di luar ruangan.

Pembagian masker dilakukan di beberapa ruas jalan di Padang Panjang yaitu di simpang empat pasar, simpang tiga PDAM, simpang Padang, simpang Serambi dan di simpang Kacang Kayu.

Pemerintah daerah juga telah mengambil kebijakan meniadakan aktivitas belajar di sekolah selama dua hari ke depan dan siswa diminta lebih banyak di rumah memanfaatkan waktu untuk belajar dibanding bermain di luar.

Sebelumnya Kepala BMKG Stasiun Pemantau Atmosfer Global Bukit Kototabang Wan Dayantolis mengatakan berdasarkan pantauan dari Satelit Himawari-8 menunjukkan asap terpantau sudah merata di wilayah Sumbar dengan kondisi paling pekat berada di wilayah perbukitan arah timur Sumbar.

Diperkirakan konsentrasi polutan masih berpotensi tinggi hingga beberapa hari ke depan karena angin dari tenggara di mana masih banyak terdapat titik panas (hotspot) dari arah tersebut.*

Baca juga: Tanah Datar tambah libur sekolah hingga Kamis

Baca juga: 53 hektare hutan di Pesisir Selatan terbakar

Pewarta: Syahrul Rahmat
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019