Jakarta (ANTARA) - Di lahan seluas dua hektare di Midlands Inggris, Gavin dan Alice Munro mengusung konsep keberlanjutan ke tingkat yang lebih tinggi. Mereka memanen pohon yang akan mereka jadikan kursi.

Pasangan ini memiliki peternakan furnitur di Derbyshire di mana mereka memelihara 250 kursi, 100 lampu dan 50 meja. Ini adalah jawaban mereka atas apa yang mereka lihat sebagai proses yang tidak efisien dan menghasilkan banyak karbon saat menebang pohon tua demi membuat furnitur.

"Alih-alih menanam pohon selama 50 tahun, kemudian menebangnya dan membuatnya menjadi potongan yang lebih kecil ... ide kami adalah menumbuhkan pohon itu menjadi bentuk yang Anda inginkan secara langsung. Ini semacam pencetakan zen 3D," kata Gavin seperti diwartakan Reuters, Senin (23/9).

Sebagian inspirasi untuk ide itu muncul ketika Gavin masih kecil. Dia melihat pohon bonsai tumbuh terlalu besar yang bentuknya terlihat seperti kursi.

Dia juga lahir dengan tulang belakang melengkung dan saat kecil menghabiskan beberapa tahun mengenakan logam untuk membetulkan punggungnya punggungnya.

"Staf (medis) sangat brilian. Para perawat, dokter, mereka menggabungkan kebaikan dan kompetensi dengan cara yang benar-benar membuat saya terkesan.

"Saya ingin menggabungkan kepedulian dan kompetensi dan kami harap itulah yang kami lakukan di sini," tambahnya.

Pria berusia 44 tahun itu mulai bereksperimen pada 2006 ketika ia mencoba menumbuhkan kursi di dua bidang tanah kecil di Peak District, juga di Inggris tengah.

Tetapi pada  2012, setahun setelah mereka menikah, Gavin dan Alice mendirikan perusahaan Full Grown dan berkomitmen untuk terjun sepenuhnya ke bidang itu.

Ada banyak kendala. Salah satu dari usaha penebangan pertama mereka jadi bencana ketika pohon itu diinjak-injak oleh sapi dan dimakan kelinci.

Mereka telah menemukan cara paling efektif untuk membentuk pohon tanpa menghalangi pertumbuhannya. Pasangan tersebut belajar mengarahkan tunas ke arah yang benar, bukan memaksanya.

Tenaga kerja dan waktu yang terpakai untuk memproduksi bahan organik ini tidak murah. Kursi dijual seharga 10.000 pounds (Rp175 juta), lampu mulai dari 900 pounds (Rp15 jtua) dan meja mulai dari 2.500-12.500 pounds (Rp35 juta - Rp175 juta).

Sekitar enam hingga sembilan tahun dibutuhkan untuk menumbuhkan sebuah kursi, dan setahun tambahan untuk mengeringkannya. Permintaan terlama untuk perusahaan itu adalah pada 2030, kursi untuk masa pensiun seorang pembeli.

Kerusakan hutan menghiasi agenda global akhir-akhir ini, di mana api melahap Amazon dan lembah gambut Kongo.

"Kau tahu apa kerusakan yang diakibatkan manusia pada hutan. Kamu mulai memahami itu. Ini benar-benar kebalikannya... teknik kuno yang kita gunakan di zaman batu," kata Gavin.

Orang Romawi, China dan Jepang kuno dulu membentuk pohon sesuai keinginan dan kebutuhan mereka.

Gavin dan Alice berharap bisa memanen secara rutin tiap tahun pada 2022.

Untuk jangka panjang, mereka ingin membeli peternakan yang bisa dipakai sebagai tempat bereksperimen. Mereka juga ingin menyebarkan ilmu melalui konsultasi.

Untuk rencana jangka menengah, Alice ingin punya perabotan meja makan baru, tapi setidaknya butuh satu dekade untuk menumbuhkannya.

Baca juga: Air kemasan dalam botol 100 persen daur ulang kini hadir di Jakarta
 

Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2019