Bandung (ANTARA) - Gubernur Jawa Barat (Jabar) M Ridwan Kamil atau Emil menyatakan prihatin terhadap aksi seribuan mahasiswa se-Bandung Raya yang menolak revisi UU KPK dan UU KUHP, di Gedung DPRD Jabar, Senin (23/9) malam, yang menimbulkan korban.

"Saya turut prihatin adanya korban karena dinamika,  mudah-mudahan bisa pulih lagi, simpati dari saya dan mari kita sama-sama instropeksi tidak ada hal-hal yang tidak bisa didiskusikan," kata Gubernur Emil ketika dimintai pendapatannya tentang aksi mahasiswa, di Gedung Sate Bandung, Selasa.

Baca juga: Mahasiswa Bandung tolak RUU KPK dan KUHP

Baca juga: Mahasiswa se-Bandung Raya demonstrasi kepung Gedung DPRD Jabar


Emil mengatakan pihaknya sangat memahami aspirasi dan dinamika yang hadir dan beredar dari para mahasiswa tersebut.

"Karena banyak hal yang perlu dialog sebelumnya, mungkin ruang dialog itu tak maksimal sudah keburu ada keputusan. Jadi, menurut saya perbanyak kembali dialog khususnya dari pemerintah pusat yang mengambil keputusan," kata dia.

Menurut dia, melakukan aksi demontrasi atau unjuk rasa itu diperbolehkan secara aturan tapi harus mematuhi aturan yang berlaku.

"Silakan unjuk rasa tapi catatannya dua, kalau waktunya sudah berakhir mohon tertib membubarkan diri itu jam 18.00 WIB. Sampaikan dengan cara yang baik karena kita manusia komunikasi, tinggal disampaikan saja kan begitu," kata dia.

Baca juga: Ribuan mahasiswa pendemo jebol gerbang DPRD Jateng

Sebelumnya, demonstrasi mahasiswa di depan gedung DPRD Jawa Barat sempat diwarnai kericuhan saat massa mencoba masuk ke dalam kantor itu di Bandung, Senin.

Berdasarkan data dari Dinkes Kota Bandung, sebanyak 87 mahasiswa mendapatkan perawatan medis karena menjadi korban dalam aksi yang berujung ricuh tersebut.

Massa yang terdiri ribuan mahasiswa dari 25 perguruan tinggi di Jawa Barat tersebut mencoba membuka pagar Kantor DPRD Jawa Barat. Sedangkan polisi yang berjaga juga melakukan pertahanan dengan dilengkapi tameng serta kelengkapan lainnya.

Akhirnya pagar terbuka dan sempat terjadi saling dorong hingga berujung baku hantam antara mahasiswa dengan polisi.

Baca juga: Eva Sundari katakan mahasiswa sudah menang, tak perlu demo lagi

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Eddy K Sinoel
Copyright © ANTARA 2019