Surabaya, (ANTARA News) - Tiga mahasiswa Teknik Sipil Universitas Kristen (UK) Petra Surabaya yakni Harisetyadi Syamsu, Ivan Edison, dan Regan Sanjaya, akhirnya menjadi juara pertama dalam Lomba Beton Mutu Tinggi Ramah Lingkungan Ke-XIV. "Membangun atau mengkonstruksi sebuah bangunan saat ini, tidak hanya menuntut kemampuan dan kompetensi perancang bangunan untuk mendirikan bangunan yang kuat dan artistik saja", kata Regan mewakili rekan-rekannya di kampus setempat, Kamis. Namun, katanya, para perancang dan pendiri bangunan juga wajib memperhitungkan efek terhadap lingkungan, seiring dengan isu perubahan iklim dan pemanasan global yang akhir-akhir ini semakin tak terkendali. "Hasilnya, kami mampu menembus `score` kuat bangunan sebesar 105 MPa dengan menyingkirkan 35 tim peserta dari UI, ITB, ITS, ITN, Maranatha, Atmajaya, dan sebagainya", katanya menambahkan. Menurut dia, proses lomba itu sebetulnya sudah berlangsung sejak pertengahan Mei, kemudian pihaknya membuat beberapa sample beton yang akan dikirimkan ke Jakarta. "Awal Juni lalu, beton-beton itu baru kami kirimkan ke panitia untuk diuji kekuatan dan ketahanannya terhadap tekanan. Jadi, kalau dihitung-hitung, beton harus tahan dan kuat sampai 21 hari", katanya mengungkapkan. Setelah periode pengukuran atau tes kuat tekan beton, tim yang berhasil lolos di lima besar untuk dipanggil ke Jakarta pada 23 Juni lalu itu pun menjalani proses presentasi materi. "Lima besar perguruan tinggi yang berhasil mempresentasikan materi adalah Universitas Indonesia, Universitas Tarumanagara, UK Petra, Institut Teknologi Nasional, dan Universitas Atmajaya Yogyakarta", katanya. Kelima tim harus memenuhi standar penilaian yang cukup rumit, karena beton harus memiliki kekuatan minimal 50 Mpa, namun mereka juga harus mampu membuat inovasi beton dengan bahan yang ramah lingkungan dan ekonomis. "Penilaian juga dititikberatkan pada saat masing-masing tim mempresentasikan karya cipta mereka. Yang membanggakan, tak ada tim berhasil mencapai kekuatan beton tembus angka 100 MPa, karena mereka umumnya hanya sampai ke 80 MPa", katanya. Selain memperoleh piala dari Menteri Pendidikan Nasional, mereka juga memborong piala bergilir dari Rektor Tarumanagara selaku "host" kompetisi tersebut serta sejumlah uang tunai. (*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008