Jakarta (ANTARA) - Penyedia layanan video-on-demand HOOQ memasang strategi pembaruan dan keragaman konten agar dapat bersaing dengan platform serupa di Indonesia.

"Dalam bisnis ini, konten, tentu yang utama. Itu kesulitan sekaligus tantangan," kata Country Head HOOQ Indonesia, Guntur Siboro di Jakarta, Selasa.

HOOQ bukan satu-satunya penyedia layanan konten video on-demand di Indonesia, menyusul layanan lain seperti Netflix, Iflix dan Viu.

"Konten harus tetap relevan supaya tetap bertahan dan berutmbuh," kata Guntur mengenai strategi konten perusahaannya.

Baca juga: HOOQ beri akses gratis film lokal

HOOQ didanai oleh dua studio besar yaitu Sony Pictures dan Warner Bros. Sedangkan untuk konten lokal, mereka bekerja sama antara lain dengan MD Pictures, Starvision, dan Rapi Films. Untuk film dari studio lokal, HOOQ memberi jeda dua hingga tiga bulan sejak film tersebut tayang di bioskop.

HOOQ menilai arti penting jalinan kemitraan dengan berbagai pelaku bisnis termasuk dengan operator seluler XL Axiata lewat paket bundel sebagai langkah agar layanan mereka tetap tumbuh.

Sebelumnya, HOOQ telah menjalin kerja sama dengan operator seluler Telkomsel, Indosat, Smartfren, dan 3 (Tri). HOOQ juga menyediakan keragaman pembayaran dari yang semula menggunakan kartu kredit, lantas menerima pembayaran melalui dompet digital GoPay dan OVO.

Baca juga: HOOQ-XL Axiata sediakan layanan nonton streaming

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2019