Ankara, (ANTARA News) - Israel dan Suriah sepakat untuk memperpanjang dan melanjutkan pembicaraan secara tak langsung yang dimediasi oleh Turki, demikian Departemen Penerangan Turki di Ankara pada Kamis waktu setempat. "Pihak-pihak yang terlibat telah mengindikasikan bahwa mereka menginginkan untuik melanjutkan negosiasi berdasarkan dengan ketentuan yang telah ditetapkan ," demikian pernyataan yang dikeluarkan oleh pihak Turki sebagai juru penengah yang menyampaikan adanya suasana yang konstruktif dan mengarah ke kemajuan dari pertemuan Istanbul. Pertemuan Israel dan Suriah yang dimulai Selasa lalu merupakan pertemuan yang ketiga kalinya yang difasilitasi dan ditengahi oleh pihak pemerintah Turki di Istanbul, yang dikatakan oleh Menteri Luar Negri Ali Babacan Rabu lalu telah memasuki tahapan "yang menentukan " dalam upaya penyelesaian secara diplomasi. Ali Babacan menyampaikan harapannya agar pihak-pihak dari dua negara Timur Tengah tersebut kemudian hari dapat duduk bersama satu meja untuk melakukan negosiasi secara langsung. Dibukanya kembali pembicaraan antara Suriah dengan Israel diumumkan pada Maret lalu setelah mengalami kemandegan selama delapan tahun. Suriah ketika itu mengatakan pihaknya telah menerima komitmen pihak Israel berupa kesediaan untuk menarik mundur dari wilayah Dataran Tinggi Golan yang diambil sejak empat dekade lalu dan diduduki hingga kini, dan tidak mendapatkan persetujuan dunia Internasional. Para petinggi Israel hingga kini masih menutup mulut mengenai isu yang kontroversial itu. Perdana Menteri Israel Ehud Olmert mengatakan Israel bersedia melakukan konsesi yang dilihat oleh sebagai besar pihak hal itu mengacu kepada Dataran Tinggi Golan, yang dicaplok pada tahun 1967dalam Perang Timur Tengah dan kemudian menganeksasinya pada tahun 1981 yang tidak pernah memperoleh pengakuan masyarakat Internasional. Namun sementara itu sebagian besar anggota parlemen Israel telah mendesak disahkannya sebuah undang-undang untuk mempersulit kembalinya Dataran Tinggi Golan ke pangkuan Suriah dan rancangan undang-undang tersebut sudah lulus dalam pembacaan pertamanya, demikian AFP. Israel dan Suriah secara resmi berperang sejak 1948, walaupun beberapa kali telah terjadi kesepakatan gencatan senjata ditanda-tangai kedua belah pihak perwakilan masing-masing negara. (*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008