Jakarta (ANTARA) - Penyedia layanan manajemen risiko Tongdun Technology menghadirkan teknologi solusi device fingerprint dalam rangka membantu pencegahan pemalsuan data pribadi dalam industri teknologi finansial atau tekfin (fintech) melalui penggunaan gawai atau gadget.

"Device fingerprint itu merupakan teknologi untuk bagaimana kita mengambil data-data yang terdapat di dalam gawai atau gadget. Data yang diambil bukan dari aplikasi dan sistem operasi gawai tersebut, namun data dari gawai itu sendiri untuk membuktikan bahwa gawai tersebut bukan gadget ilegal, International Mobile Equipment Identity-nya (IMEI) dipalsukan, dan sebagainya," ujar Country director PT Tongdun Technology Indonesia, Jean Hartawan Reksodiputro atau akrab disapa Icank saat diwawancarai di Jakarta, Selasa malam (24/9).

Icank menjelaskan bahwa tujuan diterbitkannya teknologi ini adalah agar semua aspek dalam industri fintech tercakup dan terlindungi.

Menurut dia, ada satu lagi teknologi yang namanya multiplatform check-in atau credit guard yang bertujuan untuk melihat berapa banyak calon pemohon pinjaman yang sudah mengunduh aplikasi fintech peer-to-peer lending di gawai mereka.
Pemalsuan data pribadi oleh oknum calon nasabah dalam industri fintech bisa dilakukan dalam skala masif melalui multi gadget seperti device farm. ANTARA/Aji Cakti


Hal ini bisa menjadi acuan terkait level kebutuhan nasabah atas pinjaman atau mengidentifikasi risiko peningkatan utang atau over indebtedness, dan hal tersebut diperkuat lagi dengan teknologi dari device fingerprint.

"Dengan demikian teknologi device fingerprint akan menghadirkan informasi bahwa calon nasabah peminjam bukanlah oknum yang sengaja menggunakan gawai untuk memalsukan data-data mereka. teknologi ini merupakan pelengkap bagi teknologi sistem perlindungan dalam industri fintech," katanya.

Kendati teknologi device fingerprint ini boleh dibilang bukan merupakan teknologi yang sangat terbaru dari Tongdung, sayangnya penggunaan dan adopsi teknologi tersebut masih kurang gencar digunakan dalam industri fintech di Indonesia.

"Terus terang di Indonesia, teknologi fingerprint ini belum ada yang menggunakannya. Ada yang menggunakan teknologi device collection, namun sayangnya teknologi ini sifatnya terbatas," ujar Country Director Tongdun Technology Indonesia itu.

Sudah saatnya Indonesia lebih gencar untuk menggunakan teknologi ini supaya mitigasi risiko di industri fintech dapat lebih terjaga.
Teknologi device fingerprint dapat membantu memperkuat penghimpunan informasi saat fintech peer-to-peer lending ketika melakukan comprehensive credit risk management process. ANTARA/Aji Cakti


Teknologi device fingerprint ini dapat berkontribusi mengidentifikasi dan menghimpun komponen-komponen data, termasuk IMEI, dari sebuah gadget milik nasabah. Dengan demikian teknologi ini dapat mengetahui apakah gadget yang digunakan nasabah tersebut palsu atau bukan, bisa juga melakukan pencegahan pemalsuan data pribadi baik itu melalui penggunaan gadget tunggal ataupun multi gadget dalam skala masif berwujud Fraud "Industry" - Device Farm.

"Tentunya (target pasar) lembaga jasa keuangan, dan yang paling utama membantu inklusi keuangan di level pelaku mikro," kata Icank.

Tongdun Technology merupakan penyedia layanan manajemen risiko yang sejak 2013 telah berkomitmen untuk fokus pada industri dan customer centric solutions bagi lembaga jasa keuangan, microfinance, e-commerce, bahkan hingga industri fintech peer-to-peer lending.

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019