New York (ANTARA) - Harga minyak dunia turun pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), setelah sehari sebelumnya menguat karena investor khawatir tentang prospek permintaan yang lemah.

Patokan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate untuk pengiriman November turun 1,35 dolar AS atau 2,3 persen, menjadi 57,29 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara itu, patokan global, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November berkurang 1,67 dolar AS atau 2,6 persen, menjadi ditutup pada 63,10 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

Analis mengatakan pasar khawatir bahwa ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan mitra dagang utamanya akan menyebabkan perlambatan ekonomi global dan semakin mengurangi permintaan energi.

Gedung Putih mengumumkan babak baru tarif impor atas barang-barang China bulan lalu. Beberapa tarif baru yang mencakup berbagai barang konsumen, mulai berlaku bulan ini.

Kesepakatan perdagangan antara kedua raksasa ekonomi itu tampak sulit dipahami, setelah pada Jumat lalu (20/9/2019) para pejabat China secara tak terduga membatalkan kunjungan ke pertanian di Montana dan Nebraska.

Presiden Donald Trump mengatakan pada Selasa (24/9/2019) bahwa dia tidak akan "menerima kesepakatan buruk untuk rakyat Amerika." Harga minyak juga tertekan tanda-tanda bahwa Arab Saudi membuat kemajuan dalam memulihkan produksinya setelah serangan terhadap fasilitas minyak utamanya pada 14 September yang menghapus 5,7 juta barel produksi minyak mentah setiap hari.

Laporan berita menunjukkan Arab Saudi telah memulihkan sekitar 75 persen dari produksi minyak mentahnya yang hilang akibat serangan.

Baca juga: Harga minyak dunia naik di tengah berlanjutnya kekhawatiran pasokan

Baca juga: Harga minyak terus menurun, setelah Saudi janji pulihkan produksi


Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019