Jakarta (ANTARA) - PLN telah menerbitkan laporan keuangan semester I tahun 2019 dan BUMN itu berhasil membukukan profit sebesar Rp 7,35 triliun.

Capaian tersebut meningkat pesat dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencatatkan rugi bersih sebesar Rp5,35 triliun.

Direktur Keuangan PLN Sarwono Sudarto dalam informasi tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Rabu, mengungkapkan capaian ini didukung oleh peningkatan nilai penjualan tenaga listrik PLN sebesar Rp6,29 triliun atau 4,95 persen, sehingga menjadi Rp133,45 triliun dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp127,16 triliun.

Pertumbuhan penjualan ini berasal dari kenaikan volume penjualan menjadi sebesar 118,52 Terra Watt hour (TWh) atau naik 4,41 persen dibanding dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 113,52 TWh. Peningkatan konsumsi kWh juga didukung dari adanya kenaikan jumlah pelanggan, yang sampai dengan akhir Juni 2019 telah mencapai 73,62 juta atau bertambah 3,92 juta pelanggan dari akhir Juni 2018 sebesar 69,7 juta pelanggan.

Sementara biaya usaha juga naik naik sebesar Rp10,08 triliun atau 7,08 persen menjadi Rp152,51 triliun pada semester I dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp142,43 triliun.
Biaya bahan bakar masih mendominasi kontribusi biaya usaha yaitu 43 persen dari total biaya usaha. Gas merupakan biaya bahan bakar terbesar meskipun output listriknya hanya berkontribusi 22 persen.

PLN tetap mengoptimalkan pembangkit berbahan bakar batu bara yang memberi kontribusi listrik sebesar 61 persen dari total produksi listrik nasional.

Listrik dari pembangkit BBM (fuel mix) selama semester I 2019 menurun signifikan menjadi 4,3 persen. Selama 6 bulan pertama di tahun 2019 ini, PLN  menambah kapasitas pembangkit sebesar 872,44 MW sehingga total kapasitas terpasang pembangkit di Indonesia menjadi 58.519 MW.

PLN juga berhasil menambah jaringan transmisi 2.847 kilometer sirkuit (kms) menjadi 56.453 kms, dan menambah Gardu Induk sebesar 6.557 MVA menjadi 137.721 MVA. Hal ini untuk mendukung peningkatan penjualan PLN.

Selain itu, membaiknya laba PLN juga disebabkan menguatnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing khususnya dolar AS dan euro, di mana sebagian besar pinjaman jangka panjang dalam bentuk dolar AS. Oleh karena itu, PLN membukukan Keuntungan Selisih Kurs pada Juni 2019 sebesar Rp5,04 triliun.
Baca juga: Pertamina gandeng KKP penuhi kebutuhan BBM masyarakat pesisir
 

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019