Cilacap (ANTARA) - Sebagian wilayah Jawa Tengah bagian selatan dan pegunungan tengah Jateng diprakirakan telah memasuki masa pancaroba atau transisi dari musim kemarau menuju musim hujan, kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meterologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo.

"Dari pantauan kami, tanda-tanda masa pancaroba sudah mulai terlihat di sejumlah wilayah Jateng selatan maupun pegunungan tengah Jateng seperti di Cilacap yang dalam tiga hari ini sudah mulai kelihatan banyak awan dan dua hari lalu terjadi gerimis. Lambat laun nanti akan menuju ke pancaroba," katanya di Cilacap, Kamis.

Bahkan berdasarkan pemberitaan, kata dia, angin puting beliung merusak puluhan rumah warga di Kabupaten Wonosobo yang berada di wilayah pegunungan tengah Jateng pada hari Rabu (25/9).

Baca juga: BMKG: Tinggi gelombang laut selatan Jateng-DIY capai 6 meter

Baca juga: BMKG prakirakan Jateng bagian selatan segera masuki pancaroba


Menurut dia, angin puting beliung yang sering kali muncul pada masa pancaroba ditandai dengan kondisi cuaca pada pagi hari terlihat cerah, namun menjelang siang menjadi mendung serta tampak adanya awan Cumulonimbus (Cb) yang berwarna gelap dan berbentuk seperti bunga kol.

"Angin puting beliung ini sifatnya lokal dan terjadinya singkat berbarengan dengan hujan yang disertai petir. Hujan pada masa pancaroba masih sporadis dan arah angin bervariasi," jelasnya.

Terkait dengan hal itu, dia mengimbau masyarakat untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya angin puting beliung terutama pada masa pancaroba hingga awal musim hujan.

Lebih lanjut mengenai prakiraan awal musim hujan, Teguh mengatakan hal itu di setiap daerah berbeda-beda namun untuk sebagian besar wilayah Kabupaten Cilacap dan Banyumas diprakirakan mulai pertengahan bulan Oktober.

"Suatu wilayah dikatakan telah memasuki awal musim hujan jika curah hujan dalam tiga dasarian (10 harian, red.) berturut-turut sudah lebih dari 50 milimeter per dasarian. Kalau curah hujan pada dasarian pertama mencapai 50 milimeter, dasarian kedua misalnya 25 milimeter atau kurang dari 50 milimeter, dan dasarian ketiga lebih dari 50 milimeter, itu belum bisa dikatakan sebagai awal musim hujan," katanya.*

Baca juga: BMKG prakirakan sifat hujan wilayah Jateng selatan di bawah normal

Baca juga: BMKG: Gelombang laut selatan Jateng-DIY masih tinggi

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019