IKM dan UKM yang jumlahnya 99 persen dari total jumlah usaha di Indonesia ini selayaknya mendapat stimulan dan perhatian khusus untuk dapat bersaing dan mengembangkan usahanya
Denpasar (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendukung gerakan transformasi digital dan inovasi teknologi bagi industri kecil dan menengah (IKM) melalui program "Startup 4 Industry 2019" yang mempertemukan pelaku startup dengan IKM.

"IKM dan UKM yang jumlahnya 99 persen dari total jumlah usaha di Indonesia ini selayaknya mendapat stimulan dan perhatian khusus untuk dapat bersaing dan mengembangkan usahanya," kata Direktur IKM Logam, Mesin, Elektronika, dan Alat Angkut, Kemenperin, Endang Suwartini dalam acara sosialisasi di Bali Creative Industry Center, di Denpasar, Kamis.

Menurut dia, implementasi industri 4.0, melalui transformasi digital bukan suatu hal yang tidak mungkin dilakukan pada IKM. Namun, hal tersebut perlu upaya bersama antara pemerintah, penyedia teknologi, serta adanya komitmen dari IKM sendiri.

Endang mengemukakan sejumlah permasalahan yang dihadapi IKM di antaranya keterbatasan kemampuan dalam digital marketing, pengelolaan supply chain, serta pengolahan data yang dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi bisnis.

"Di satu sisi, pelaku IKM berjuang sendirian mencari solusi terhadap permasalahan yang dihadapi dan mereka 'nggak sadar bahwa itu sebetulnya ada solusinya. Di sisi lain, banyak startup berkembang sebetulnya mereka nyari IKM juga," ucapnya pada acara Seminar dan Sosialisasi Startup Tech Provider dan Industry tersebut.

Oleh karena itu, lanjut Endah, terkait persoalan tersebut, telah diluncurkan program "Making Indonesia 4.0 Startup 2019" dengan tema "Startup 4 Industry 2019" pada 30 Agustus lalu sebagai langkah untuk mendorong keterlibatan startup di era Revolusi Industri 4.0.

Baca juga: 'Tech startup' didorong jadi penggerak transformasi digital IKM

Rangkaian program "Startup 4 Industry 2019" dimulai dari publikasi dan registrasi yang dilakukan dari 20 Agustus-20 Oktober 2019. Selanjutnya Tech Link atau Business Matching antara IKM dengan startup yang dilaksanakan di Bandung, Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Makassar, Medan, Batam, Tangerang dan Bekasi.

"Selain itu, sosialisasi kompetisi Hack Industry dan Comptech telah dilaksanakan di Bandung, Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Makassar, Medan, Batam, bersamaan dengan Roadshow Tech Link dan hari ini di Bali," ujar Endang.

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Bali I Putu Astawa mengapresiasi dilaksanakan acara yang digagas Kemenperin tersebut.

"Kita lihat perkembangan zaman, perkembangan teknologi sekarang 'kan sudah sangat mengubah wajah perekonomian kita yang serba semua menggunakan teknologi digital. Untuk menyongsong era ini, perlu disiapkan SDM yang mampu menguasai teknologi," katanya.

Oleh karena itu, Astawa mengajak untuk menumbuhkan wirausaha-wirausaha baru dengan profesi yang terbaru sekarang melalui perkembangan teknologi. "Mudah-mudahan upaya pemerintah untuk bisa mengejar 2 persen sekurang-kurangnya dari jumlah penduduk yang berwirausaha, itu akan memperkokoh perekonomian," ujarnya.

Astawa mengatakan untuk Singapura jumlah wirausahanya sudah 7,5 persen, Tiongkok 10 persen, Amerika 11 persen yang penduduknya berwirausaha.

"Kita tentu mengharapkan sebanyak-banyaknya, dan bersyukur Bali jumlah UKM-nya sudah 8,5 persen. Oleh karena itu, upaya yang dilakukan seperti ini sangat perlu terus didorong. Terutama generasi milenial," kata Astawa.

Baca juga: Menperin ingin pasar daring jadi gerbang transformasi digital IKM

Kepala Sub Direktorat IKM Elektronika dan Telematika, Kemenperin, Agus Tavif menambahkan, memang ekosistem inovasi perlu dibangun bersama-sama sehingga nantinya akan menjembatani antara kebutuhan industri dan inovasi yang dihasilkan.

"Mari para startup, peneliti, akademisi, turut membangun industri Indonesia dengan bergabung dalam gerakan Startup 4 Industry. Keberadaan startup menjadi hal penting dalam akselerasi transformasi digital IKM melalui penerapan teknologi digital hasil inovasi startup teknologi," kata Agus.

Sedangkan Kepala Balai Diklat Industri Denpasar Paryono mengatakan di Bali Creative Industry Center telah banyak melahirkan startup di bidang aplikasi, yakni ada terkait e-commerce, animasi, dan ada aplikasi berbasis pariwisata seperti soal desa wisata, agro dan masih banyak lagi.

"Aplikasi seperti ini untuk mendukung pengembangan produk-produk IKM, sehingga merupakan kolaborasi yang cukup bagus dalam menciptakan startup. Produk-produk IKM secara fisik, untuk mempromosikan dapat melalui aplikasi-aplikasi yang dikerjakan di BCIC. Sejauh ini sudah ada 200 tenant yang menciptakan aplikasi," ujarnya.
​​​​​
Baca juga: Perusahaan Indonesia masih berhati-hati untuk transformasi digital


 

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019