Dari sebelumnya Indonesia hanya memiliki 174 sensor, tahun ini akan ditambahkan menjadi lebih dari 560 sensor
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati di Jakarta, Kamis mengatakan pihaknya sedang memasang hampir 400 sensor pendeteksi gempa berteknologi baru di beberapa wilayah Indonesia di antaranya Jakarta, Jawa Barat, Selat Sunda, dan Sumatera Barat agar dapat mendeteksi gempa 15 hingga 30 detik sebelumnya.

"Dari sebelumnya Indonesia hanya memiliki 174 sensor, tahun ini akan ditambahkan menjadi lebih dari 560 sensor," katanya dan menambahkan bahwa sensor tersebut dilengkapi dengan kabel pintar (smart cable) bawah laut.

Dengan modernisasi sensor dan kabel tersebut, kata dia, jaringan akan menjadi lebih rapat sehingga dapat mengirim sinyal pendeteksi gempa lebih akurat dan cepat.

"Sehingga kita bisa menyelamatkan diri sebelum gempa terjadi, bahkan kereta cepat dapat segera dimatikan, tol-tol dapat segera ditutup, dan jaringan-jaringan vital seperti gas dapat segera dimatikan untuk menghindari kecelakaan dan ledakan," katanya kepada ANTARA.

Modernisasi sensor itu, kata dia, sebagai terobosan baru mengingat selama ini Indonesia belum dapat mendeteksi gempa sebelum gempa terjadi.

Ia mengatakan bahwa pemasangan sensor tersebut akan rampung dan akan memulai uji coba pada awal tahun 2020.

Berdasarkan data dari BMKG, gempa yang terjadi di Indonesia sepanjang 2018 mencapai lebih dari 11 ribu gempa, meski yang terasa hanya sekitar 360, demikian Dwikorita Karnawati.

Baca juga: BMKG pasang 20 sensor gempa di Sulteng

Baca juga: Sensor ketinggian air buatan BMKG dipasang di Ujung Kulon

Baca juga: 164 sensor pantau gempa di Indonesia

Pewarta: Pamela Sakina
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019