Kami menyelenggarankan lagi setelah sukses tahun 2018. Panitia pada tahun ke-2 ini mengemas tema 'The Culture fotr Future' atau budaya untuk masa depan
Solo (ANTARA) - Lomba membatik bertajuk "Ndalem Gondosuli Batik Week 2" 2019 tingkat TK hingga SMA, dan mahasiswa/umum siap digelar pada tanggal 28-29 September mendatang di Kampung Batik Laweyan Solo.

Kegiatan yang digelar Perusahaan Ndalem Gondosuli Batik Gallery dan Education itu, menurut ketua panitia penyelenggara, M. Rudyanto,​​​​​​ di Laweyan, Solo, Jawa Tengah, Kamis, dikemas sebagai wujud kepedulian terhadap batik sekaligus dalam rangka peringatan 10 tahun batik yang ditetapkan oleh UNESCO, sebagai warisan dunia dari Bangsa Indonesia.

Menurut dia kegiatan lomba membatik yang merupakan agenda tahunan tersebut bakal diikuti sebanyak 483 peserta, terdiri atasi 200 peserta tingkat TK, 200 peserta tingkat SD, 100 peserta tingkat SMP, 33 kelompok SMA dan 50 peserta mahasiswa/umum.

"Kami menyelenggarankan lagi setelah sukses tahun 2018. Panitia pada tahun ke-2 ini mengemas tema 'The Culture fotr Future' atau budaya untuk masa depan," katanya.

Hal tersebut, kata dia, menjadi langkah mewujudkan peran melestarikan budaya batik serta mengembangkan potensi bagi generasi muda dalam bentuk kegiatan membatik.

"Kami berharap dengan kegiatan ini, para peserta mampu menunjukkan kreativitas, dan mengembangkan potensi diri dalamm bidang batik, serta berperan aktif dalam pelestarian kebudayaan khususnya batik," katanya.

Ndalem Gondosuli sebagai rumah galeri dan edukasi batik di Kampung Laweyan Soloi, kata dia, kegiatannya diawali dengan rangkaian pra event membatik di Solo Car Free Day dan mal seperti lokakarya dan pendidikan batik, batik "performing art", pendafataran lomba, dan program dari mitra sponsor.

Ketua panitia pelaksana lomba Rajid Budiarto mengatakan pada lomba membatik untuk tingkat SMA dan mahasiswa/umum rancangan atau motifnya bebas, tetapi tidak meninggalkan corak lama.

Peserta diberi durasi waktu lima jam mulai dari menggambar pala dalam kertas kemudian diwujudkan membatik di atas kain ukuran 30 X 115 centimeter.

Batik mushaf Alquran kreasi pebatik Kampung Laweyan


Lomba untuk tingkat TK dan SD durasi waktu 120 menit dengan memberikan warna yang sudah bermotif, sedangkan tingkat SMP mulai dari rancangan, proses mencanting atau memberikan batik hingga pewarnaan.

Pihaknya berharap dengan kegiatan tersebut menjadi wadah menuangkan kreativitas dan berkompetisi bagi para peserta di tengah berkurangnya minat generasi muda terhadap kebuyadaan batik.

Ndalem Gondosuli berkomitmen menjadi sarana edukasi dalam batik yang dapat dikemas menyenangkan baik bagi siswa sekolah, perusahaanmaupun instansi.

Baca juga: Kampung Batik Laweyan kini dan nanti

Baca juga: Festival Laweyan ajak masyarakat belajar membatik

Baca juga: Menperin "Valentine" ke Kampung Batik Laweyan

Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019