Jakarta (ANTARA) - Indonesia International Electronic dan Smart Appliances Expo 2019 (IEAE) memperkenalkan konsep berwirausaha dengan skema importir secara komulatif.

"IEAE merupakan tempat untuk berbagai wawasan serta jejaring bagi para wirausahawan yang memakai produk impor," kata Direktur Pengembangan Promosi dan Citra Kementerian Perdagangan Tuti Prahastuti di Jakarta, Kamis.

Baca juga: GINSI imbau Pemerintah tidak beratkan importir soal biaya verifikasi

Ia menjelaskan bahwa pasar ekspor produk rumah tangga di Indonesia tahun 2018 mencapai Rp10,91 miliar, pasar elektronik serta perlengkapan rumah tangga masih menjadi pangsa bisnis yang selalu berkembang.

Tuti memberikan apresiasi pada penyelenggaraan pameran tersebut, karena memberikan kesempatan untuk melahirkan pengusaha-pengusaha baru.

Baca juga: GINSI: Impor besi dan baja catat kenaikan tertinggi pada 2018

Sementara itu, Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) Anthon Sihombing mengatakan investasi industri elektronik selalu mengalami lonjakan.

GINSI memberikan apresiasi atas terselenggaranya pameran tersebut. Berdasarkan pengamatan Antara, para pengunjung akan disuguhkan produk-produk yang unik serta jarang ditemui di pasar lokal.

Baca juga: GINSI : Biaya logistik nasional masih tinggi

Produk tersebut langsung ditawarkan oleh pabrik dengan harga produsen langsung, namun proses pembelian dengan skema impor. Nantinya, pengunjung bisa mendapatkan barang dengan harga grosir dari produsen, tetapi dengan syarat dan aturan impor yang berlaku, seperti harus ber-SNI.

 

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019