Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta kembali menggelar lomba menulis untuk tahun keempat, kali ini dengan tema kisah inspiratif sebagai salah satu program pengayaan guna mewujudkan fungsi literasi perpustakaan untuk masyarakat.

“Kegiatan digelar rutin tiap tahun dan tahun ini memasuki penyelenggaraan keempat. Setiap tahun, ada tema dan sasaran peserta yang berbeda-beda,” kata Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta Wahyu Hendratmoko di Yogyakarta, Jumat.

Pada tahun ini, tema besar lomba menulis adalah kisah inspiratif tentang kehidupan yang diharapkan bisa memberikan motivasi kepada pembacanya.

Baca juga: Ribuan arsip dimusnahkan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Denpasar

Baca juga: Puluhan manuskrip kuno dipamerkan di Perpustakaan Kota Malang


Sedangkan peserta lomba pada penyelenggaraan tahun ini adalah pustakawan sekolah, pengelola perpustakaan sekolah, guru, dan pegiat literasi di Kota Yogyakarta dan sekitarnya.

Wahyu menyebut, ada beberapa ketentuan penulisan yang harus dicermati oleh peserta, di antaranya karya adalah kisah nyata pribadi maupun orang lain dengan nama dan tempat yang disamarkan serta tidak boleh mengandung unsur SARA serta pornografi.

“Naskah cerita adalah karya asli dan tidak sedang diikutkan pada lomba lain. Setiap peserta bisa mengirimkan dua karya cerita insipiratif,” katanya.

Seluruh hasil karya dari peserta lomba menulis tersebut akan menjadi milik Perpustakaan Kota Yogyakarta.

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta akan memilih tiga tulisan terbaik sebagai pemenang, dan tiap pemenang akan memperoleh hadiah berupa piala, sertifikan, serta uang pembinaan. Pemenang pertama memperoleh uang pembinaan Rp3,5 juta; Rp3 juta untuk pemenang kedua dan pemenang ketiga akan memperoleh uang pembinaan Rp2,5 juta.

Setiap karya yang dikirim akan diseleksi dalam beberapa tahap, yaitu memastikan karya sesuai dengan ketentuan umum lomba dan baru akan dilakukan penilaian oleh juri ahli. Sebanyak 10 penulis dengan karya terbaik akan menjalani sesi wawancara dengan juri.

Beberapa aspek penilaian di antaranya terkait sistematika penulisan, tata bahasa, dan ejaan, pesan kepada lingkungan, serta kreatifitas yang memunculkan gagasan baru. Pemenang akan diumumkan pada 17 Oktober.

Baca juga: Perpustakaan di Kalteng gunakan pendekatan inklusi sosial

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019