Ambon (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mendata hingga pukul 07.20 WIT telah terjadi 235 gempa susulan, pascagempa bermagnitudo 6,8 SR di Ambon dan sekitarnya.

"Hingga pukul 07.20 WIT telah terjadi 235 kali gempa susulan, yang dirasakan di wilayah Kairatu, Ambon V MMI, Masohi III MMI dan Banda II MMI " kata Kepala Stasiun Geofisika. Kelas I Karang Panjang - Ambon, Sunardi, Kamis.

Kekuatan gempa-gempa susulan tercatat oleh BMKG mencapai M 2,6 hingga M 5,6. Dengan jumlah yang dapat dirasakan mencapai 41 kali.

Baca juga: Sekolah di Ambon diliburkan pascagempa

Baca juga: Kemensos kirim bantuan untuk korban gempa Ambon


Gempa utama yang terjadi pada Kamis pagi (26/9) pukul 08.46 WIT dengan skala intensitas V hingga VI MMI di Ambon, Haruku dan Kairatu telah menyebabkan kerusakan rumah di beberapa tempat, korban jiwa dan luka-luka.

Dikatakannya, hasil monitoring BMKG menunjukkan bahwa sebelum terjadi gempa berkekuatan 6,8 SR, telah terjadi rentetan aktivitas gempa berkekuatan kecil yang merupakan gempa pendahuluan.

Gempa yang terjadi, karena diduga terjadi di sesar aktif yang merupakan gempa tipe 1 yaitu tipe gempa utama yang didahului oleh serangkaian gempa pendahuluan atau foreshocks yang kemudian terjadi gempa utama atau mainshock, selanjutnya diikuti oleh serangkaian gempa susulan atau aftershocks.

Dijelaskannya, memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal.

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi di wilayah Ambon ini, dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan sesar mendatar (strike slip fault)

"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tidak berpotensi tsunami," ujarnya.

Pihaknya mengimbau, masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, serta menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

Selain itu, masyarakat diminta untuk memeriksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke rumah.

Baca juga: BNPB: 15 ribu warga masih mengungsi akibat gempa Ambon

Pewarta: Penina Fiolana Mayaut
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019