Kuala Lumpur (ANTARA News) - Kelompok negara-negara D-8 sepakat untuk memperlancar arus barang dan jasa dengan memberikan berbagai kemudahan, serta membebaskan visa bagi pengusaha dan pedagang untuk meningkatkan perdagangan dan bisnis di antara negara-negara anggota. "Kemudahannya ialah pemberian keringanan pajak bagi arus barang dan jasa bagi produk dari anggota negara D-8 yang sudah memiliki kandungan lokal (local contain) sebesar 40 persen," kata Menlu Hasan Wirajuda yang mewakili presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada KTT D-8 ke-6 di Kuala Lumpur, 7-8 Juli 2008, Selasa. Guna mendukung kelancaran arus barang dan jasa, pertemuan D-8 menghasilkan pula kesepakatan pembebasan visa bagi para pengusaha untuk masuk ke negara anggota D-8. "Teknisnya nanti akan dibahas oleh para SOM (senior official meeting) tapi kemungkinan masing-masing Kadin atau organgisasi pengusaha negara anggota memberikan 100 daftar pengusaha yang diberikan bebas visa untuk masuk ke negara-negara D-8," kata Menlu. Kelompok negara D-8 terdiri dari Indonesia, Malaysia, Iran, Mesir, Turki, Pakistan, Bangladesh, dan Mesir. Ke delapan negara itu memiliki jumlah penduduk sekitar 900 juta orang. Mengenai kelancaran arus barang, menurut Hasan, ada dua negara yang masih keberatan yakni Bangladesh dan Mesir. Bangladesh mengenai kemudahan dan keringanan pajak atas barang dan jasa di antara negara-negara D-8 minta dikecualikan dengan alasan sebagai negara paling tertinggal. Sementara Mesir, alasan telah memiliki komitmen dengan negara-negara Arab untuk meningkatkan perdagangan barang antar negara-negara Arab yang memiliki kandungan lokal 50 persen. Mesir tidak setuju karena sudah ada komitmen dengan negara-negara Arab lebih dulu. "Saya usulkan kesepakatan kelancaran perdagangan antar negara D-8 diteruskan saja pada negara-negara yang setuju dan mendukung, walau ada yang keberatan. Kedua negara diberikan tenggang waktu sampai kapan mereka bisa menerima kesepakatan bersama," katanya. Pertemuan KTT D-8 juga menghasilkan kesepakatan tentang sekretariat tetap yakni di Istanbul, Turki dan mengangkat Dipo Alam, warga Indonesia, sebagai Sekjen untuk empat tahun ke depan. Setelah itu, Sekjen diangkat berdasarkan alfabet. Saat ini Indonesia huruf depannya I maka Sekjen mendatang juga masih I dari Iran. Kelompok negara D-8 didirikan tahun 1997 di Istanbul Turki dengan anggota delapan negara. Indonesia menjadi ketua D-8 sejak KTT D-8 di Bali Mei 2005. Ketua D-8 selanjutnya adalah Malaysia. Ketika pertemuan KTT D-8 di Bali, dilaporkan perdagangan negara-negara D-8 sebesar 750 miliar dolar AS, dan perdagangan antar negara D-8 mencapai 34 miliar dolar AS. Menurut statistik terbaru, total perdagangan D-8 kini meningkat 1,15 triliun dolar AS dan perdagangan antar negara D-8 meningkat 60,5 miliar dolar AS. Presiden Yudhoyono sempat hadir pada pembukaan KTT D-8. Ia bahkan masih sempat menyampaikan pidatonya, tapi usai memberikan sambutan, ia meninggalkan pertemuan karena harus menghadiri pertemuan G-8 di Hokkaido, Jepang.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008