Ambon (ANTARA) - Sedikitnya terdapat 15 pasien rawat inap dari RSUD dr. Umarela Tulehu, Kecamatan Salahutu (Pulau Ambon), Kabupaten Maluku Tengah yang sementara menjalani perawatan dalam tenda di lokasi pengungsian Universitas Darusallam Ambon.

"Kalau yang rawat jalan belum terhitung secara keseluruhan, namun rawat inap ada 15 pasien yang terdiri dari anak-anak dan orang dewasa," kata dr. Iman Haryana di Ambon, Jumat.

Penjelasan dr. Iman disampaikan kepada pimpinan sementara DPRD Maluku, Lucky Wattimury dan rombongan saat melakukan peninjauan para pengungsi Desa Tulehu pascagempa bumi tektonik dengan magnitudo 6,8 pada Kamis, (26/9).

Di lokasi pengungsian tersebut terdapat 13 orang dokter RSUD maupun dokter puskesmas dan terdiri dari tujuh orang dokter spesialis dan sisanya adalah dokter umum.

"Kebetulan beberapa dokter di sini baru kembali dari Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur usai mengikuti program Siling Medical Service dan saat tiba melihat kondisi rumah sakit yang kacau-balau, sehingga semua dokter diarahkan ke lokasi pengungsian di dalam kompleks Unidar Ambon," ujarnya.

Baca juga: PMI Maluku siagakan korps sukarela tangani korban gempa

Dia mengakui, kondisi RSUD dr. Izak Umarela saat ini kosong tanpa ada pasien dan tenaga medis, hanya saja yang dikhawatirkan adalah jangan sampai orang membongkar alat-alat medis di sana.

"Hari ini ada satu pasien yang dirujuk ke RSUD Haulussy karena menderita penyakit gangguan kelenjar di leher atau gondok," kata dr. Iman.

Dari belasan pasien yang menjalani perawatan dalam tenda-tenda pengunsian, terdapat seorang bocah bernama Hasan Obo (3) yang merupakan korban gempa bumi tektonik.

Bocah yang terlihat masih dalam kondisi lemas asal Desa Tengah-Tengah, Kecamatan Salahutu (Pulau Ambon) Kabupaten Maluku Tengah ini tidak didampingi keluarganya, sehingga ditemani Kepsek SDN 8 Tulehu, Ny. Ima Lestaluhu.

"Dia tertimbun matrial bersama kakeknya, namun saat ditemukan masih hidup sehingga dievakuasi ke RSUD dr. Izak Umarela, namun kondisi rumah akit juga rusak karena gempa bumi sehingga dipindahkan ke tenda pengungsi bersama pasien lainnya," jelas Lestaluhu.

Pimpinan sementara DPRD Maluku, Lucky Wattimury mengatakan, di kompleks Unidar Ambon yang menampung para pengungsi ini belum terdata secara keseluruhan karena terkonsentrasi pada beberapa titik.

"Meski pun sudah ada pelayanan air bersih, namun masih ada kebutuhan mendasar lainnya yang perlu diperhatikan pemerintah secepatnya seperti MCK, logistik, dan lampu untuk penerangan di malam hari," katanya.

Baca juga: Jokowi perintahkan TNI/Polri dan kementerian bantu korban gempa Ambon
Baca juga: PMI Maluku data korban gempa bumi di Pulau Ambon


 

Pewarta: Daniel Leonard
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019