Borobudur (ANTARA News) - Uskup Kepemudaan Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI), Mgr. Yustinus Harjosusanto, MSF mengatakan, perubahan ke arah kehidupan yang lebih baik membutuhkan peranan utama kalangan pemuda. "Sejak dari dulu, orang-orang yang bisa mengubah adalah orang muda, mereka punya pikiran baru, dan inovasi baru," katanya di sela puncak peringatan Hari Pemuda se-Dunia tahun 2008 tingkat Keuskupan Agung Semarang (Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta), di Magelang, Rabu. Ia mengatakan, pemuda memiliki potensi baik dalam jumlah maupun kemampuan bergerak yang relatif tinggi. Kemampuan pemuda itu, katanya, bersama kalangan masyarakat lainnya menjadi kekuatan besar untuk melakukan perubahan kehidupan yang lebih baik. "Bergerak bersama, berangkat dari yang lokal tetapi pemikirannya untuk kepentingan bersama, tidak hanya tataran nasional tetapi juga internasional," katanya. Ia mengemukakan, pemuda Indonesia pada era kesejagatan ini menghadapi tantangan mengungkapkan iman dalam kehidupan sehari-hari bermasyarakat. "Perutusan ini yang rasa-rasanya masih harus ditingkatkan, tapi tidak berarti bahwa kemudian diutus menjadikan orang sama dengan kita seiman, nilai Injil itu yang harus diwartakan kepada sesama masyarakat," katanya. Pada kesempatan itu ia juga menyatakan keprihatinan atas kurangnya perhatian kalangan pemuda terhadap keselarasan hidup dengan sesama dan alam. Penghargaan pemuda terhadap lingkungan alam, kata Harjosusanto yang juga Uskup Tanjungselor, Kalimantan itu, harus terus ditingkatkan. "Pemuda tidak lagi menghargai alam sebagai anugerah yang harus disyukuri untuk sepanjang masa, tetapi seakan-akan alam sebagai kesempatan untuk mengekspolitasi sebanyak-banyaknya untuk kepentingan sekarang," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008