London (ANTARA) - Lukisan sejumlah primata yang duduk di Gedung Parlemen Inggris karya muralis Banksy akan dilelang pada pekan depan dengan prakiraan nilai jualnya mencapai lebih dari 2,5 juta dolar AS (setara 35,4 miliar Rupiah).

Menurut Balai Lelang Sotheby's, karya berjudul "Devolved Parliament" atau terjemahan bebasnya "Parlemen yang Didelegasikan" merupakan lukisan terbesar Banksy dengan tinggi sekitar 13 kaki atau empat meter. Biasanya, muralis yang identitasnya belum diketahui publik itu hanya melukis mural/gambar berukuran 1-2 meter.

Balai lelang memperkirakan harga lukisan Banksy berada di kisaran 1,5 juta Poundsterling sampai dua juta Poundsterling atau setara dengan 1,84 juta dolar AS - 2,46 juta dolar AS. Pasalnya, lukisan yang dibuat pada 2009 itu dinilai mewakili polemik yang saat ini berkembang di Inggris, yaitu isu "Brexit" atau rencana ke luarnya Inggris dari Uni Eropa.

"Tak lagi diragukan, lukisan ini memiliki nilai jual tinggi tidak hanya untuk kolektor di Inggris, tetapi juga di negara-negara Eropa, dan wilayah lainnya," kata Kepala Seni Kontemporer Balai Lelang Sotheby's, Alex Branczik.

Ia menjelaskan dari lukisan itu Banksy menggambarkan kemunduran demokrasi di Inggris.

"Kita dapat melihat, salah satu sistem demokrasi tertua, dan di sana ada kemunduran menuju perilaku menyerupai hewan," tambah dia.

Saat ini, situasi di Parlemen Inggris tengah memanas sejak para anggota dewan bertemu dengan Perdana Menteri Boris Johnson beserta oposisinya pada Rabu. Di ruang parlemen, mereka berdebat guna menentukan keputusan final Brexit.

Karya seni itu akan disimpan di Balai Sotheby's, London, sampai masa lelang pada 3 Oktober atau satu tahun setelah lukisan Banksy lainnya, "Girl with Ballon" (Perempuan dengan Balon, red) menghancurkan dirinya sendiri di depan para kolektor sesaat setelah terjual.

"Ada banyak pertanyaan (tentang mesin penghancur kertas, red)," kata Branczik. Namun, dia dapat memastikan secara teknis di dalam bingkai lukisan "Devolved Parliament" tidak ada mesin penghancur kertas.

"Jikalau ada, mesin penghancur kertas itu harus berukuran sangat besar, dan saya dapat memastikan, masalah itu tak perlu lagi dikhawatirkan," ujar dia.

Sejak 1990-an, Banksy mulai menekuni seni mural dengan melukiskan gambar berisi kritik dan satire yang ditujukan tidak hanya pada pemerintah Inggris, tetapi juga masalah kemanusiaan seperti perang dan pemerintahan korup. Banksy biasanya membuat seni muralnya di tembok-tembok gedung dan fasilitas umum. Selain berprofesi sebagai muralis, Banksy juga dikenal sebagai sutradara film dokumenter "Exit Through the Gift Shop" dan aktivis politik.

Sumber: Reuters

Baca juga: Parlemen Inggris tolak kesepakatan Brexit

Baca juga: Zuckerberg tak akan temui Parlemen Inggris

Penerjemah: Genta Tenri Mawangi
Editor: Chaidar Abdullah
Copyright © ANTARA 2019