Petani di sini dipastikan panen Oktober mendatang
Lebak (ANTARA) - Kelompok tani Sukabungah, Desa Tambaknbaya, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, Banten, tidak terpengaruh kemarau mengingat  lahan sawah seluas 120 hektare panen melalui jaringan pompanisasi dengan menyedot air permukaan Sungai Ciujung.

"Petani di sini dipastikan panen Oktober mendatang," kata Ketua Kelompok Tani Sukabungah Desa Tambakbaya Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak Ruhyana di Lebak, Sabtu.

Petani melaksanakan gerakan tanam tidak terpengaruh adanya kemarau karena terdapat potensi sumber air permukaan. Petani bisa melakukan jaringan pompanisasi dengan menyedot air permukaan Sungai Ciujung.

Karena itu, indeks penanaman (IP) padi setahun bisa dilakukan sebanyak 2,5 kali musim tanam. "Semua tanaman padi yang akan dipanen itu dari hasil tanam awal Juni lalu," katanya menjelaskan.

Menurut dia, tanaman padi yang dipanen seluas 120 hektare cukup membantu untuk ketersediaan pangan dan peningkatan ekonomi petani di daerah itu.

Kebanyakan petani di sini hasil panen padi itu dijual dalam bentuk beras. Sebab, jika dijual dalam bentuk gabah tidak banyak menguntungkan,terlebih biaya produksi cukup tinggi.

"Petani menjual beras itu langsung ke Pasar Rangkasbitung juga ke daerah lain," katanya.

Ia mengatakan, produktivitas panen padi yang dikembangkan Kelompok Tani Sukabungah rata-rata 8 ton per hektare. Dari 8 ton itu, kata dia, jika dikumulasikan menjadi beras sebanyak 5 ton dengan harga pasaran Rp10.000/Kg.

"Saya kira pendapatan petani bisa mencapai Rp50 juta dengan beras harga Rp10.000/Kg sebanyak 5 ton itu," katanya.

Ahmad (65) seorang anggota petani Kelompok Tani Sukabungah Desa Tambakbaya Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak mengaku dirinya memanen padi awal Oktober mendatang seluas 2 hektare dan kondisnya cukup bagus dan tidak terserang hama penyakit tanaman.

Pihaknya merasa bersyukur panen padi berhasil dan dipastikan penghasilan usaha padi sawah menguntungkan. "Kami yakin panen Oktober 2019 bisa meraup keuntungan karena tidak terserang hama," katanya.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak Dede Supriatna mengatakan petani yang berhasil memanen padi itu, karena mereka terlayani pasokan air permukaan melalui pompanisasi.

Mereka petani menyedot air permukaan daerah aliran sungai menggunakan pompa,sehingga mampu mengaliri areal persawahan. "Kita mengapresiasi petani di sini masih banyak yang panen,meski kemarau panjang, karena mereka melakukan gerakan tanam melalui jaringan pompanisasi itu," katanya.

Baca juga: 2.760 hektare sawah di Lebak kekeringan, khawatir gagal panen meluas
Baca juga: 282 hektare sawah di Lebak terancam gagal panen

 

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019