Tokyo, (ANTARA News) - Jepang sedang mempertimbangkan untuk membangun 12 reaktor nuklir di Afrika Selatan untuk mencukupi kebutuhan energinya, dan di negara-negara sekitarnya, untuk mengurangi emisi gas rumahkaca, kata sumber-sumber pemerintah di sini Rabu. Rencana tersebut dimaksudkan untuk mendemonstrasikan kepemimpinan Jepang dalam upaya memerangi pemanasan global, serta membantu pembangunan di Afrika, yang merupakan salah satu agenda penting dari konferensi tingkat tinggi (KTT) tiga hari Kelompok Delapan (G-8) negara-negara industri maju, yang diadakan hingga Rabu di Hokkaido, kata sumber-sumber itu. Dalam membantu memecahkan kekurangan bahan bakar di wilayah itu, Jepang juga berharap akan mengajak China untuk memperluas diplomatiknya di Afrika dengan meningkatkan infrastruktur bisnis yang memungkinkan terbinanya pembangunan bersama industri logam, yang melibatkan perusahaan-perusahaan Jepang, kata mereka. Untuk sementara ini karena pengekangan anggaran, Jepang ketinggalan di belakang China dalam apa yang dinamakan diplomasi sumberdaya alam di Afrika. Negara-negara maju di samping negara-negara lain juga menumpahkan perhatian mereka terhadap jaminan produk logam, yang memang jarang terjadi, sebagai bahan utama bagi produksi mobil dan telepon-telepon genggam. Investasi gabungan untuk mewujudkan proyek reaktor, adalah termasuk porsi pinjaman yen Jepang kepada Afrika Selatan, yang diperkirakan akan bernilai tiga sampai lima triliun yen. Dari jumlah tersebut, digunakan untuk membiayai pembangunan tiap reaktor nuklir diperkirakan mencapai sekitar 300 sampai 400 miliar yen, kata sumber-sumber itu. Jika konsep pembangunan reaktor tersebut direalisasikan, tampaknya akan menjadi salah satu dari proyek penting Badan Kerjasama Internasional Jepang (JICA). Di Toyako, Hokkaido, Menteri Lingkungan dan Pariwisata Afrika Selatan Marthinus Van Schalkwyk yang sedang bertamu ke Jepang mengatakan, pabrik-pabrik tenaga nuklir tersebut dimaksudkan untuk mencegah terjadinya pemanasan global. Ditanya apakah Afrika Selatan akan menerima proyek Jepang itu, dia hanya mengatakan, bahwa masalah itu akan diputuskan pada sidang kabinet. Afrika Selatan diundang menghadiri sidang-sidang sampingan KTT G-8, bersama dengan beberapa negara lain. Sementara itu, pemerintah jepang juga berencana akan meluncurkan proyek yang bertujuan untuk melatih teknisi-teknisi lokal di Afrika Selatan, di bidang operasional dan manajemen reaktor-reaktor tersebut untuk mencegah terjadinya kecelakaan-kecelakaan, kata sumber-sumber tersebut. G-8 terdiri Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Rusia dan Amerika Serikat. Mereka juga mengundang beberapa negara berkembang besar lainnya, termasuk India dan China, untuk membahas perbagai persoalan, antara lain mencakup masalah perubahan iklim, demikian diwartakan Kyodo. (*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008