Jakarta (ANTARA) - Rajawali Foundation bekerja sama dengan Alfamart membuat model program kesiapan kerja dan pelatihan kecakapan kerja bagi generasi muda kurang mampu dan rentan, termasuk disabilitas.

"Melalui kerja sama ini diharapkan dapat melengkapi program pemerintah dalam upaya penyerapan tenaga kerja secara inklusif, sekaligus mengurangi kemiskinan," kata Direktur Eksekutif Rajawali Foundation Agung Binantoro, di Jakarta, Senin.

Baca juga: Presiden Rajawali Foundation mengingatkan pentingnya pembangunan ketenagakejaan inklusif

Rajawali Foundation merupakan lembaga sosial yang berkomitmen mendukung bidang pendidikan sebagai komponen penting dari perubahan dan pembangunan di Indonesia

Agung juga mengungkapkan kerja sama dengan Alfamart ini merupakan bagian dari komitmen Rajawali dalam program membangun sistem lingkungan ketenagakerjaan inklusif berkesinambungan di Indonesia.

Baca juga: Rajawali Foundation dan Nodeflux perkenalkan budaya bercerita

Komitmen ini sebelumnya telah terealisasi melalui proyek kerja sama Rajawali Foundation, USAID selaku mitra kunci transformasi, dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) melalui proyek Koordinasi untuk Penguatan Pembangunan Ketenagakerjaan Inklusif Indonesia atau Sinergi di Jateng yang pada tahun 2019 ini sudah berlanjut ke fase II.

“Oleh karena itu, guna mencapai tujuan proyek Sinergi fase II tersebut, penting bagi Rajawali Foundation berkolaborasi lebih erat dengan berbagai mitra perusahaan swasta yang memiliki kesamaan visi dan komitmen untuk mendukung tujuan pembangunan ketenagakerjaan yang inklusif ini, termasuk Alfamart,” ujar Agung.

Baca juga: Kemenperin perkirakan industri 4.0 tambah 10 juta tenaga kerja baru

Kegiatan proyek di fase II ini diarahkan kepada sekitar 4.000 pemuda kurang mampu dan rentan dari 16.000 pemuda yang terdapat di basis data terpadu pemerintah, agar dapat mengikuti penilaian untuk mengetahui minat kerja dan berusaha.

Kemudian, 2.000 di antaranya yang terpilih dapat mengikuti program pelatihan kesiapan kerja. Ditargetkan, setidaknya 1.600 pemuda kurang mampu dan rentan dapat bekerja atau mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.

Dalam kerja sama dengan Alfamart, lanjut Agung, akan dibuat pemodelan program kesiapan kerja dengan menyelaraskan pelatihan kecakapan atau "soft skill" dengan pelatihan teknis, khususnya untuk bidang ritel.

“Dengan pemodelan tempat dan budaya kerja inklusif, akan mendorong kaum muda dalam menghadapi tantangan bonus demografi, khususnya mereka yang kurang mampu dan rentan,” katanya.

Sementara itu, Tri Wasono Sunu, Human Capital Director, PT. Sumber Alfaria Trijaya, Tbk (Alfamart), mengatakan pihaknya memiliki visi yang sejalan dan menyambut baik kolaborasi tersebut. Dalam kerja sama ini, dapat dilaksanakan pola "rekrutmen tepat", yaitu metode penilaian tenaga kerja berdasarkan minat kerja dan perilaku yang tepat dengan dukungan kolaborasi multipihak.

“Dengan cara ini, kami secara bersama-sama dapat membantu tujuan pembangunan yang lebih inklusif, dengan cara melatih dan menyerap lebih banyak tenaga kerja penyandang disabilitas,” kata dia.

Selain itu, melalui kerja sama ini pula akan didapat calon tenaga kerja di unit toko (store crew), gudang, dan staf hubungan pemasaran (market relationship officer) yang kompeten dan siap kerja, sekaligus dapat menciptakan calon wiraswasta berbasis ritel yang andal.

Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2019