Jakarta (ANTARA) - ​​​Ratusan mahasiswa mulai berdatangan di Stasiun Palmerah, Jakarta Barat, untuk bergabung dengan massa lainnya untuk berunjuk rasa menolak sejumlah rancangan undang-undang di depan Gedung DPR/MPR RI Senayan, Jakarta, Selasa.

Berdasarkan pantauan di lokasi, ratusan mahasiswa dari berbagai almamater universitas tiba di kawasan Palmerah menggunakan KRL sekira pukul 14.15 WIB

Mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi seperti Universitas Ibnu Chaldun, Bina Sarana Informatika, Universitas Pakuan, serta Universitas Negeri Jakarta, sempat berkumpul terlebih dahulu di sekitar trotoar Jalan Tentara Pelajar.

Mereka berencana melakukan demonstrasi menolak sejumlah RUU, di antaranya revisi Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi dan Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

Baca juga: Pelantikan DPR, Mahasiswa bergerak ke Jalan Gatot Subroto
Baca juga: Demonstrasi 30 September hasilkan sampah 20 ton lebih
Baca juga: Ada massa bayaran pada unjuk rasa di Gedung DPR/MPR


Selain itu, mereka juga mendesak dituntaskannya reformasi serta meminta kepada anggota dewan terpilih agar benar-benar dapat mewakili aspirasi rakyat.

"Kami ingin agar anggota DPR yang baru benar-benar bisa mewakili aspirasi masyarakat," ujar seorang mahasiswa, Sulaiman.

Mahasiswa yang sebelumnya berkumpul di sekitar Stasiun Palmerah, kemudian mulai bergerak menuju Gedung DPR/MPR RI, menyusuri Jalan Tentara Pelajar, kemudian ke Jalan Asia Afrika untuk kemudian bergabung dengan mahasiswa lainnya yang sudah terlebih dahulu bergerak ke depan Gedung Parlemen.

Pada Selasa sebanyak 575 anggota DPR dilantik di Ruang Paripurna, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, dengan anggota termuda adalah Hillary Brigitta Lasut berusia 23 tahun. Sedangkan Sabam Sirait menjadi anggota DPD tertua dengan usia 80 tahun.

Pelantikan dihadiri oleh Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Presiden RI kelima Megawati Soekarnoputri, Wapres keenam Try Sutrisno serta Wapres kesembilan Hamzah Haz.

Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019