Jika hanya mengandalkan teknik, tapi tidak ada power yang lebih, pasti akan ketinggalan
Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia Sony Dwi Kuncoro tengah menyiapkan strategi baru di turnamen Yuzu Indonesia Masters 2019, khususnya untuk menghadapi atlet-atlet muda.

Sony mengatakan, pada kejuaraan yang berlangsung di Kota Malang, Jawa Timur, pada 1-6 Oktober 2019 kali ini, akan banyak menghadapi pemain muda asal berbagai negara, sehingga perlu strategi yang bisa mengimbangi permainan cepat mereka.

"Pasti, akan ada perubahan. Babak kedua akan bertemu pemain muda lagi, akan ada perubahan strategi, karena mereka bermain cepat dan pukulannya kencang," kata Sony, usai mengalahkan pebulu tangkis Singapura Koh Jia Wei Joel, di Kota Malang, Jawa Timur, Selasa.

Baca juga: Sony Dwi Kuncoro melaju ke babak dua Indonesia Masters 2019

Sony menambahkan, dengan agresivitas dan kecepatan yang dimiliki para pemain muda tersebut, Ia harus mampu meredam permainan. Utamanya mengantisipasi poin-poin kritis dalam permainan.

Menurut Sony, meskipun usianya sudah tidak muda lagi, untuk masalah stamina tidak ada masalah dan mampu mengimbangi para pemain muda yang berlaga pada Yuzu Indonesia Masters 2019.

"Saya harus bisa mengantisipasi poin-poin kritis, itu yang perlu konsentrasi dan antisipasi. Faktor stamina, tidak ada masalah," ujar Sony.

Baca juga: Pemain kelas dunia ikuti turnamen Indonesia Masters 2019

Pada babak kedua, Sony akan menghadapi pemain muda Indonesia Muhammad Febriansyah yang berusia 18 tahun. Sony menambahkan, meskipun ia memiliki banyak pengalaman, namun tidak hanya mengandalkan teknik semata.

Pebulu tangkis Indonesia, Sony Dwi Kuncoro (ANTARA/Prasetyo Utomo)
"Jika hanya mengandalkan teknik, tapi tidak ada power yang lebih, pasti akan ketinggalan," ujar Sony.

Ia menjelaskan, memang dengan pengalaman yang cukup banyak membuatnya bisa mengatur tempo permainan. Hal tersebut menguntungkan bagi dirinya, karena tahu kapan harus menyerang, dan kapan harus melambatkan permainan.

"Mungkin bisa pada set pertama, namun kedua, ketiga? Jadi harus tetap dijaga power. Dengan pengalaman dan teknik yang ada, fisik itu bisa dibagi, kapan dikeluarkan, kapan harus bermain lambat," ujar Sony.

Pada babak pertama, Sony berhasil mengalahkan pemain muda asal Singapura Koh Jia Wei Joel, dengan skor 18-21, 21-12, dan 21-17.

Pada turnamen yang merupakan rangkaian dari Badminton World Federation (BWF) World Tour Super 100 tersebut, Sony tidak menetapkan target tertentu, hanya ingin memenangkan dan menikmati tiap pertandingan yang dilakoninya.

Baca juga: Yuzu Indonesia Masters 2019 digelar di Malang

Baca juga: Indonesia Masters 2019 diharapkan jadi wadah pembinaan atlet


Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2019