Solo (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyebutkan seni budaya batik Indonesia luar biasa sudah diberikan sejak masih dalam kandungan hingga dewasa.

"Untuk itu, batik yang memiliki sebanyak 2.500 motif merupakan seni budaya yang adiluhung," katanya disela acara Hari Batik Nasional 2019, di Istana Mangkunegaran Solo, Rabu.

Dia mengatakan, sejak bayi dalam kandungan budaya Jawa sudah mempunyai adat mitoni atau usia kehamilan tujuh bulan itu, motif sudah ada yakni Cuwiri.

Filosofi tersebut sudah diberikan, dan menginjak remaja mereka harus mempunyai keteguhan doa rejeki yang akan didapatkan serta kemulian. Dan, nama motif batiknya Parang Kusumo.

Manusia begitu menginjak dewasa ada motif batiknya yakni Sidomukti. Hal ini, diciptakan karena ada keinginan agar anak-anak kehidupannya mukti semua atau mulia. Ada kebahagiaan corak batikya, Semen Meranti.

Baca juga: Jokowi "membatik untuk negeri" di Solo
Baca juga: 500 pembatik terlibat dalam Hari Batik Nasional

"Betapa tahapan-tahapan corak batik itu, dibuat dengan filosofi yang sangat tinggi yang menjadi budayanya," katanya.

Bahkan, Bung Karno pernah menyampaikan nasihat harus bersatu. Persatuan itu, corak batiknya yakni Sawunggaling mempunyai filosofi luar biasa.

Selain itu, soal batik kampung Laweyan Solo mencatat sejarah yang luar biasa, setidaknya zaman Ki Ageng Henis hingga era K.H. Samanhudi, saat itu, batik dan teknologi bercampur aduk, kemudian mereka usahanya juga sempat naik turun. Hal ini, mendorong para saudagar sampai pentas politik besar dari batik. Dan akhirnya Unesco menyamaikan bahwa batik itu, warisan budaya tak benda dari Indonesia.

Pada acara Hari Batik Nasional  dihadiri Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Ibu Negara Iriana Jokowi, juga Ibu Mufidah Jusuf Kalla, sejumlah menteri , antara lain Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, dan Menteri Sekretaris Negera Praktino serta sejumlah pejabat negara lainnya serta anggota Yayasan Batik Indonesia (YBI).

Baca juga: Kemendikbud selenggarakan pameran batik
Baca juga: Presiden ajak masyarakat rawat batik

Ketua YBI Yultin Ginanjar Kartasasmita dalam kesempatan tersebut juga mengharapkan Presiden Jokowi untuk mengenalkan batik dan mengimbau kepada instansi pemerintah, daerah, dan pegawainya pada hari kerja tertentu untuk mengenakan batik.

"Kami melihat waktu belakangan ini, pegawai pemerintahan yang mengenakan batik sudah mulai berkurang saat bekerja hari tertentu," katanya.

Dia mengatakan pada peringatan puncak Hari Batik Nasional tahun ini, juga disemarakkan sejumlah kementerian antara lain Kementerian Luar Negeri yang menyerahkan buku 10 tahun Diplomasi Batik Indonesia, Kementerian Perindustrian menyerahkan sertifikasi tentang indikasi geografis batik tulis Yogyakarta, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) memberikan sertifikasi profesi batik kepada pembatik, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan bantuan pembiayaan melalui Bank Wakaf Mikro kepada pembatik

"Kami berharap dengan diadakan acara Hari Batik Nasional dapat menambah gairah dan semangat kepada para pembatik untuk terus berkarya sehingga batik Indonesia lestari dan bermanfaat dalam meningkatkan perikonomian masyarakat," katanya. 


Baca juga: Batik Jember tumbuh di hampir semua kecamatan
Baca juga: Dubes Swiss terkesan dengan dedikasi pembuat batik

 

Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019