"Itu bagus. Saya mengapresiasi penanganan yang dilakukan oleh Pertamina," kata Ramson di Jakarta, Rabu.
Biasanya untuk menangani kebocoran sumur minyak dibutuhkan waktu yang cukup lama, tambahnya, namun dengan teknologi dan kerja tim yang solid, penananganan kebocoran menjadi lebih cepat. Bahkan, pengeboran relief well terkoneksi dengan sumur YYA-1 yang bocor, kurang dari target waktu yang sudah ditentukan.
Baca juga: Pemulihan lingkungan akibat insiden sumur YYA-1 selesai Maret 2020
Politisi Partai Gerindra, yang kembali terpilih sebagai anggota DPR itu juga menilai bahwa keberhasilan Pertamina tersebut berhasil mengurangi risiko kerusakan lingkungan.
"Keberhasilan ini telah memberikan dampak positif bagi masyarakat, lingkungan, dan perusahaan. Dimana keberhasilan ini telah meminimalkan dampak lingkungan yang cukup besar," katanya.
Senada dengan itu, pengamat Migas M. Kholid Syerazi juga mengapresiasi keberhasilan Pertamina yang dengan sigap dan cepat mengatasi kebocoran sumur YYA-1 lebih cepat dari estimasi semula yakni sekitar 3 bulan.
Baca juga: Pertamina paparkan tahapan tutup kebocoran sumur minyak di Karawang
"Ini membuktikan bahwa merupakan perusahaan memang kompeten dan profesional dalam sektor migas," katanya.
Pertamina berhasil menangani insiden sumur YYA-1 yang sempat bocor dan saat ini sudah mencapai milestone baru dan berhasil melakukan proses intercept.
Proses penutupan dengan menggunakan teknik relief well tersebut bahkan lebih cepat dibandingkan perencanaan awal. Jika sebelumnya Pertamina menargetkan proses intercept tercapai pada awal Oktober, maka realisasi koneksi terjadi pada 23 September.
Pewarta: Subagyo
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019