Serang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Banten sudah menurunkan tim untuk mendata warganya yang terdampak kerusuhan di Wamena, Papua, untuk kemudian mengevakuasi dan membantu memulangkan mereka ke daerah asal.

Menurut siaran pers pemerintah provinsi yang diterima Kamis, Tim Kemanusiaan Pemerintah Provinsi Banten yang dibentuk oleh Gubernur Wahidin Halim untuk mengevakuasi warga asal Banten yang terdampak kerusuhan di Wamena pada Rabu (2/10) telah tiba di Jayapura.

Tim yang meliputi aparat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, Dinas Sosial, Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian, dan Taruna Siaga Bencana kemudian mendata warga Banten yang ada di pengungsian serta membuka posko kemanusiaan untuk mempermudah proses pendataan dan pemulangan mereka ke Banten.

Tim yang dikomandoi oleh Pelaksana Tugas Kepala BPBD Banten E Kusmayadi itu antara lain mendata warga Banten yang berada di pos pengungsian Masjid Aqsa di Sentani, Kabupaten Jayapura.

Selain itu, tim mendata warga Banten yang mendarat di Bandara Sentani, Jayapura, Kamis (3/10) pukul 06.00 WIT.

"Informasi awal, sudah ada sekira 16 orang yang telah terdata di wilayah Sentani. Sebanyak sembilan warga asal Kota Serang dan tujuh warga asal Kabupaten Serang," kata Kusmayadi.

Warga Banten yang sudah terdata untuk sementara dikumpulkan di rumah kontrakan Nurhasanudin, warga Kota Serang yang berada di Sentani.

Baca juga: 11.646 orang tinggalkan Wamena setelah peristiwa kerusuhan

Kusmayadi mengatakan bahwa menurut informasi yang dia peroleh saat ini masih ada warga Banten yang berada di daerah seperti Wamena dan Waena.

"Kita sedang lakukan asessment dan pendataan biar segera dipulangkan sesuai arahan Pak Gubernur," katanya,

Selain melakukan pendataan, tim kemanusiaan Pemerintah Provinsi Banten membuka posko kemanusiaan di Sentani mulai Kamis (3/10) untuk mengumpulkan warganya yang terdampak kerusuhan Wamena.
​​​​​​​
Kusmayadi mengatakan, tim mendapat laporan bahwa masih ada enam warga Banten yang berada di Wamena dan akan dievakuasi ke posko di Sentani.

"Pemantauan juga akan terus kita lakukan di beberapa posko pengungsian untuk mencari pengungsi orang Banten," katanya.

"Tim rencananya melakukan penyisiran sampai Senin (7/10) mendatang. Untuk kepulangan nanti situasional sambil mengumpulkan yang lain," ia menambahkan.

Menurut ​​​​​​​​Kusmayadi, warga Banten yang mengungsi untuk menghindari dampak kerusuhan Wamena semua dalam keadaan sehat, tidak ada ada yang terluka. Warga Banten yang mengungsi dari Wamena umumnya pedagang dan guru.​​​​​​​

Baca juga:
8.000 lebih warga mengungsi dari Wamena ke Jayapura
Menkes: Korban meninggal kerusuhan di Wamena 31 orang

 

Pewarta: Mulyana
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019