Kupang (ANTARA) - Balai Taman Nasional Manupeu Tanah Daru dan Laiwangi Wanggameti (Matalawa), Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur masih melakukan pendataan luas lahan yang terdampak kebakaran akibat kemarau panjang.

"Kami masih melakukan pemetaan terhadap luas lokasi kebakaran yang menimpa sebagian kawasan TN Matalawa. Kebakaran lahan yang terjadi di beberapa lokasi itu dalam kawasan TN Matalawa beberapa waktu lalu ," kata Kepala Balai Taman Nasional Matalawa,  Maman Suparmen saat dihubungi dari Kupang, Kamis.

Ia mengatakan, kebakaran di kawasan Taman Nasional Matalawa terjadi di daerah yang banyak ditumbuhi alang-alang sehingga mudah terbakar saat musim kemarau seperti ini.

Beberapa lokasi yang terjadi kebakaran yaitu di daerah Undut,Taludajanga, Modu yang masuk dalam wilayah Kabupaten Sumba Timur.
Baca juga: Balai TN Matalawa Pulau Sumba gencar sosialisasikan bahaya kebakaran

Dikatakannya, Balai Taman Nasional Matalawa gencar melakukan kampanye penangulangan kebakaran melalui sosialisasi langsung kepada masyarakat serta pemasangan spanduk diberbagai tempat strategis tentang bahaya kebakaran hutan dan lahan.

Memen Suparman juga mengatakan, telah membentuk brigade pengendalian kebakaran hutan (Brigdalharhut) yang selalu dalam kondisi siaga 1 X 24 jam guna mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan di kawasan TN Matalawa di Pulau Sumba itu.

"Kami terus melakukan pemantauan di semua lokasi yang rawan kebakaran sehingga apabila diketahui ada potensi kebakaran langsung dilakukan upaya pemadaman."tegasnya.
Baca juga: BMKG keluarkan peringatan dini karhutla di Sumba

Memen menambahkan, Brigade pengedalian kebakaran hutan juga secara berkala melakukan patroli bersama dengan masyarakat peduli api di kawasan TN Matalawa guna mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan di sekitar kawasan Taman Nasional itu.

Untuk diketahui Taman Nasional Matalawa di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur terdiri dua kawasan taman nasional yaitu Taman Nasional Laiwangi Wanggameti dengan luas 41.772,18 ha dan taman nasional Manapeu Tanah Daru dengan luas 50, 122 haktare.
Baca juga: BMKG: Karhutla akibat pembukaan lahan pertanian

Pewarta: Benediktus Sridin Sulu Jahang
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019