Listrik baru bisa dialirkan malam, kalau mau dengan harga normal.
Batam (ANTARA) - Pengusaha mengeluhkan ketersediaan listrik dan air di Kawasan Perdagangan Bebas Pelabuhan Bebas Batam, Kepulauan Riau, sebagai infrastruktur utama sebuah kawasan industri.

"Untuk infrastruktur jalan, kami angkat jempol kepada Pak Wali yang telah membangun jalan menjadi lebar, tapi tidak diimbangi dengan listrik dan air," kata Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Kepulauan Riau, Cahya dalam pertemuan pimpinan Badan Pengusahaan Kawasan yang baru dengan pengusaha di Batam, Kamis.

Ia meminta BP Kawasan Batam memberikan kepastian ketersediaan listrik untuk industri agar berjalan lancar.

Cahya bercerita, terdapat sebuah perusahaan penanaman modal asing di bidang peleburan baja yang siap beroperasi. Namun, karena tidak ada pasokan listrik yang pasti, perusahaan itu terpaksa menunggu.

"Listrik baru bisa dialirkan malam, kalau mau dengan harga normal," kata dia.

Baca juga: Pengusaha keluhkan leletnya perizinan di Batam, FTZ tetap berlaku

Di tempat yang sama, Kepala BP Kawasan Batam Muhammad Rudi menyayangkan kurangnya pasokan listrik untuk perusahaan pabrik baja itu.

Ia berharap pasokan listrik ke industri bisa sesuai dengan yang dibutuhkan.

Bila PT Pelayanan Listrik Nasional (PLN Batam) tidak mampu memberikan kepastian aliran listrik sehingga bukan tidak mungkin pihaknya akan mencari aliran listrik dari pihak lain. "Kalau PLN tidak siap, kami carikan yang lain," kata dia.
Baca juga: BP Batam wujudkan transparansi perizinan

Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019