"Kita akan bangun masjid di sana, kita anggarkan sekitar Rp6 miliar yang dananya dikumpulkan dari ASN," kata Gubernur Banten Wahidin Halim saat menyampaikan sambutan pada ziarah dan tausiyah HUT Banten ke-19 di Kawasan masjid Banten Lama di Serang, Kamis malam.
Ia mengatakan, dengan pembangunan fasilitas masjid tersebut nantinya para wisatawan yang akan melihat pemandangan negeri di atas awan tersebut, bisa melaksanakan shalat subuh berjamaah sebelum melihat pemandangan.
"Jadi kan negeri di atas awan itu bisa dilihat mulai jam 05.00 sampai jam 08.00 WIB. Jadi sebelumnya bisa shalat subuh dulu di masjid itu," kata Wahidin.
Ia mengatakan, masjid tersebut segera dibangun dalam waktu enam sampai delapan bulan ke depan.
" Bulan ini anggaran yang sudah terkumpul dari ASN sekitar Rp700 juta. Terima kasih para ASN yang sudah mengeluarkan infak sodakohnya," katanya.
Menurutnya, lokasi wisata yang baru dibuka tersebut saat ini menjadi primadona, sehingga ribuan orang datang ke lokasi tersebut untuk melihat pemandangan negeri di atas awan.
"Kemarin makanya kita stop dulu karena masih dalam proses pembangunan jalan dan fasilitas pendukung lainnya," kata Wahidin.
Menurutnya, dengan segala potensi yang ada, Banten bisa membangkitkan kejayaan agama Islam karena Banten kaya akan potensi sumber daya manusia, santri, kyai serta pondok pesantren termasuk wisata ziarah.
"Banten Lama ini bisa menjadi sentralnya kejayaan Islam di Banten. Untuk itu saya revitalisasi sehingga menjadi tempat yang layak untuk berkumpul umat Islam dari berbagai daerah," kata Wahidin.
Wisata religius lainnya yang akan dikembangkan yakni kawasan wisata ziarah Caringin di Kabupaten Pandeglang. Sehingga nantinya akan terkoneksi dari Banten Lama ke Caringin, termasuk ke wisata alam pemandangan negeri di atas awan.
Ziarah dan tausiyah dalam rangkaian HUT ke-19 Provinsi Banten di Kawasan Banten Lama dihadiri ribuan warga, para pejabat Banten dan tausiyah disampaikan Imam besar Masjid Istiqlal KH Nazarudin Umar.
Baca juga: Semangat Banten wujudkan mimpi membangun 'Negeri Di atas Awan'
Baca juga: Suara millenial dari negeri di atas awan
Baca juga: Menjual matahari di negeri di atas awan
Pewarta: Mulyana
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2019
