Mimpi besar kami ke depan adalah mahasiswa dengan porsi praktik 70 persen
Tangerang (ANTARA) - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman meresmikan peletakan batu pertama (ground breaking) pembangunan kampus Politeknik Enjinering Pertanian Indonesia (PEPI) yang berlokasi di Tangerang, Banten.

Peletakan batu pertama ini menandai proses pembangunan PEPI seluas 4 hektare sebagai kampus Politeknik Enjinering Pertanian pertama dan satu-satunya di Indonesia. Ada pun kurikulum PEPI disesuaikan dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri.

"Mimpi besar kami ke depan adalah mahasiswa dengan porsi praktik 70 persen, tidak hanya bisa mengoperasikan alat mesin pertanian, tetapi juga memproduksi perlengkapan dan mesin di PEPI ini," kata Amran pada peresmian Politeknik Enjinering Pertanian Indonesia di Tangerang, Banten, Jumat.

Baca juga: Kementan gandeng enam perusahaan tingkatkan kapasitas mahasiswa

Mentan menjelaskan pendirian Kampus PEPI sejalan dengan komitmen Pemerintah dalam menciptakan teknologi dan inovasi pertanian guna melakukan transformasi pertanian tradisional menjadi modern dan membangun sumberdaya manusia pertanian yang unggul.

Sejak awal pemerintahan Jokowi-JK, Kementan telah membangun infastruktur dan meningkatkan mekanisasi alat mesin pertanian (alsintan).

Sebelumnya pada 2013, level kekuatan mekanisasi pertanian Indonesia hanya sebesar 0,04 hours power (hp) per hektare. Dengan mekanisasi pertanian selama lima tahun terakhir, levelnya meningkat tajam sebesar 2,15 hp.

Setelah meningkatkan teknologi pertanian, Kementan kini fokus untuk mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang menguasai teknologi dan bisa bersaing dengan negara tetangga, seperti Thailand dan Vietnam.

Selain meningkatkan penciptakan teknologi, Amran menekankan pendirian Kampus PEPI juga untuk menarik generasi muda untuk semakin meminati profesi di sektor pertanian.

Dalam kesempatan sama, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementan, Dedi Nursyamsi mengatakan melalui arahan Menteri Pertanian, pihaknya bertekad mewujudkan PEPI sebagai universitas berkelas dunia.

Melalui PEPI, Kementan berharap dapat mencetak tenaga terampil yang kompeten di bidang mekanisasi pertanian dan menjadi solusi untuk menggairahkan generasi muda untuk berkiprah di sektor pertanian dengan cara-cara yang modern.

"Saya berharap PEPI ke depan menjadi rujukan pembangunan PEPI di negara-negara Asia bahkan dunia. Kami terus membangun network dengan dunia usaha dan industri," kata Dedi.

Ada pun Program Studi yang diselenggarakan di Kampus PEPI saat ini yaitu Teknologi Mekanisasi Pertanian, Tata Air Pertanian, dan Teknologi Hasil Pertanian.

Pada 2019 ini, Road Map PEPI diarahkan pada Penetapan Organisasi, Penataan SDM dan sarana prasarana, serta Penerimaan Mahasiswa Baru. Tahun 2020 akan diterapkan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) untuk persiapan akreditasi.

Selanjutnya pada tahun 2021 akan dilaksanakan magang mahasiswa di industri, dan sertifikasi kompetensi. Kemudian, tahun 2022 ditargetkan akreditasi institusi dan akreditasi program studi.

Animo Mahasiswa Baru pada Tahun Akademik 2019/2020 cukup tinggi, yakni dari 539 orang pendaftar 72 orang resmi diterima menjadi calon mahasiswa PEPI yang terdiri dari 24 orang prodi Teknologi Mekanisasi Pertanian, 24 orang prodi Tata Air Pertanian, dan 24 orang Teknologi Hasil Pertanian.

Baca juga: Kementan gandeng Kadin tingkatkan kapasitas mahasiswa Politeknik Pertanian
Baca juga: Kementan: Rp600 miliar untuk kembangkan Politeknik Pertanian

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019