Pangkalpinang (ANTARA News) - Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) manajemen PT. Timah menyetujui pemecahan saham (stock split) yang dilaksanakan awal Agustus 2008, dari satu lembar saham menjadi 10 lembar agar saham berkode TINS di bursa lebih likuid. Direktur Utama PT. Timah, Wachid Usman, di Pangkalpinang, Jumat, mengatakan, harga saham timah sebesar Rp35 ribu per lembar terlalu mahal dan kurang terjangkau oleh pembeli individual (perorangan), sementara fluktuasi turun naik harga saham menjadi relatif lebih besar serta beresiko cukup tinggi. "Nantinya pemegang satu lot saham lama jadi 10 lots. Harapan kami dengan harga lebih terjangkau, pasar saham timah jadi lebih bergairah," ujar mantan direktur keuangan PT. Timah itu. Wachid mengatakan, sekarang perputaran saham timah jadi lebih kecil. Ia yakin dengan pemecahan, saham perusahaan itu akan tetap diminati dan perdagangannya kembali aktif. Dari hasil kajian bersama konsultan penasehat keuangan yaitu PT. Bahana Sekuritas harga saham dinilai relatif sudah terlalu tinggi, sehingga volume perdagangan tidak terlalu besar dan cendrung stagnan. Sekretaris perusahaan Abrun Abubakar, menegaskan, dengan pemecahan saham diharapkan investor individual (Non korporat) bisa masuk dan ikut memperdagangkan saham timah. Selain itu, kebijakan `Stock split` juga berperan dalam mengedalikan fluktuasi harga saham timah, karena hanya berkisar pada nilai yang rendah. Ini akan menurunkan fluktuasi harga saham timah. "Adanya stock split diharapkan akan direspon positif pasar, mengingat saat ini perusahaan menunjukkan kinerja yang sangat baik dan investor akan lebih bergairah memperdagangkan saham PT. Timah," ujarnya.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008