Pengelola wisata harus bersinergi dengan pemerintah, untuk terus memperbaharui keterampilan dan keahlian para pemandu wisata di Riau, khususnya Pekanbaru, sekaligus meningkatkan kepuasaan wisatawan
Kota Pekanbaru (ANTARA) - Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Riau meminta penguasaan bahasa asing 90 pemandu wisata di Kota Pekanbaru ditambah dengan bahasa Arab, Jepang dan Thailand karena daerah itu banyak dikunjungi wisatawan asal tiga negara tersebut.

"Pengelola wisata harus bersinergi dengan pemerintah, untuk terus memperbaharui keterampilan dan keahlian para pemandu wisata di Riau, khususnya Pekanbaru, sekaligus meningkatkan kepuasaan wisatawan yang berkunjung ke daerah ini," kata Ketua Asita Provinsi Riau, Dede Firmansyah di Pekanbaru, Minggu.

Baca juga: Kemenpar buka Borneo Extravaganza 2019 promosikan wisata Indonesia

Menurut dia, peningkatan kualitas SDM pemandu wisata bisa dilakukan melalui upaya Dinas Pariwisata Kota Pekanbaru ataupun Provinsi Riau, dengan memberikan pelatihan ataupun lokakarya untuk pemandu wisata yang lebih banyak lagi.

Ia mengatakan penguasaan bahasa asing tambahan selain bahasa Inggris bagi pemandu wisata atau pramuwisata (guide) diperlukan lebih untuk meningkatkan kepuasan wisatawan itu karena pada hakikatnya pemandu wisata adalah seseorang yang menemani, memberikan informasi dan bimbingan serta saran kepada wisatawan dalam melakukan aktivitas wisatanya.

"Aktivitas yang bisa didampingi oleh pemandu wisata antara lain mengunjungi objek dan atraksi wisata, berbelanja, makan di restoran, dan aktivitas wisata lainnya dan untuk itu ia memang mendapatkan imbalan tertentu dari wisatawan atas jasanya," katanya.

Baca juga: Manado dinilai potensial menjadi pusat jaringan wisata wilayah timur

Ia menambahkan keberadaan pemandu wisata di Kota Pekanbaru mencapai 90 orang, namun idealnya harus ditambah apalagi wisatawan yang datang ke Riau terutama Pekanbaru cukup banyak terkait peran biro perjalanan wisata lokal bersama Pemkot Pekanbaru dan Pemprov Riau yang terus memperbanyak kegiatan-kegiatan wisata.

Sebelumnya awal Oktober 2019 Disbudpar Kota Pekanbaru telah melatih 70 pemandu wisata

Informasi ini disampaikan Kepala Bidang Promosi Pemasaran dan Ekonomi Kreatif Disbudpar Kota Pekanbaru, Genta Bawana Mazda kepada media, Sabtu (5/10).

Dikatakan Genta Bawana Mazda, sumber daya manusia (SDM) disiapkan untuk menyambut wisatawan nusantara dan wisatawan asing yang mengunjungi Pekanbaru.

"Kini waktunya berbuat lebih. Pemerintah menstimulus, kawan pelaku usaha kepariwisataan yang menerapkan ilmu yang ditimba dari narasumber di lapangan" ujar Genta.

Baca juga: Pemprov Babel dorong penerapan manajemen pariwisata dalam kelola DTW

Ditempat yang sama, Kepala Seksi (Kasi) Pengembangan Ekonomi Kreatif Disbudpar Kota Pekanbaru, Evy Rukniyanti menambahkan, pelatihan yang diselenggarakan oleh Bidang Promosi Pemasaran Pariwisata ini adalah pelatihan pemandu wisata buatan (Theme Park).

Pelatihan yang melibatkan 70 peserta berasal dari pemandu wisata berkuda, taman bunga, hayday, agrowisata, kampung kelinci, rumah tenun Melayu, pengelola ruang terbuka hijau dan rumah kreatif budidaya jamur.

"Semua peserta yang kami undang berdomisili di Kota Pekanbaru, mereka pemilik dan pengelola destinasi," kata Kepala Seksi (Kasi) Pengembangan Ekonomi Kreatif Disbudpar Kota Pekanbaru, Evy Rukniyanti.

Peserta pelatihan mendapatkan pembekalan tambahan dari sejumlah narasumber dari kalangan akademisi, praktisi kepariwisataan, dan budayawan Riau, di antaranya Ketua GenPi Kota Pekanbaru, dr Rahmansyah, Ketua HPI Kota Pekanbaru, Muhammad Taufik.

Baca juga: Pelaku pariwisata Riau gencarkan promosi pascabencana kabut asap






 

Pewarta: Frislidia
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019