Wamena, Papua (ANTARA) - Sekolah memberikan waktu kepada siswa untuk menikmati bermain pada Senin, hari pertama sekolah setelah kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, pada 23 September 2019.

"Hari ini belum mulai proses belajar mengajar, kami melakukan pendataan, dan anak-anak bermain untuk menghilangkan takut dan trauma," kata Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Wamena Yemima Kopeuw di Wamena, Senin.

SMP Negeri 1 Wamena memiliki 1.097 murid dan 43 guru. Ada 190 murid dan 27 guru yang hadir di sekolah itu pada hari pertama sekolah setelah kerusuhan di Wamena.

Sementara para guru melakukan pendataan, murid SMP Negeri 1 Wamena yang hadir di sekolah tampak bermain dan bercanda.

Kegiatan sekolah juga sudah dimulai di SD Tresia Unggul dan SMA Negeri 1 Wamena, yang pada hari pertama sekolah pulang lebih cepat karena tidak ada kegiatan belajar mengajar.​​

Meski sedikit was-was, Heni Molama, siswi SMA Negeri 1 Wamena, tetap masuk sekolah karena rindu ingin belajar dan bertemu dengan teman-temannya.

Muhammad Luthfi, siswa kelas 12 SMA Negeri 1 Wamena, juga ke sekolah meski masih sedikit khawatir. 

"Khawatir sih khawatir tapi kalau kita tidak sekolah tidak bisa melanjutkan pelajaran lagi," kata Lutfhi.

Pemerintah Kabupaten Jayawijaya meminta kegiatan sekolah dijalankan lagi mulai 7 Oktober 2019, setelah sekolah sempat diliburkan menyusul kerusuhan yang terjadi di Wamena.

Demonstrasi berujung kerusuhan di Wamena pada 23 September 2019 menyebabkan lebih dari 30 orang meninggal dunia serta mengakibatkan kerusakan banyak bangunan rumah, toko, kantor, dan fasilitas umum. Kerusuhan itu juga mendorong ribuan orang mengungsi ke luar Wamena dan luar Papua.

Baca juga:
Anak-anak korban kerusuhan Wamena bermain dan menari pulihkan trauma
Pengungsi kerusuhan Wamena mulai kembali ke rumah
1.010 rumah, kantor, dan kendaraan dibakar saat kerusuhan terjadi di Wamena

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019