Manggar, Belitung Timur (ANTARA News) - Penulis novel Laskar Pelangi, Andrea Hirata Seman, mengaku kecewa dengan respon dari Pemerintah Kabupaten Belitung Timur (Beltim) terkait rencana pembuatan film Laskar Pelangi yang akan mengambil lokasi syuting di daerah itu. Di Manggar, Belitung Timur, Senin, Andrea mengatakan respon pemerintah daerah memanfaatkan momentum pembuatan film Laskar Pelangi untuk promosi pariwisata masih sangat kurang. "Padahal film Laskar Pelangi yang melibatkan 20 bintang film nasional dapat dijadikan manfaat yang berarti dan bisa juga suatu kesempatan bagi pemerintah daerah untuk sekaligus memanfaatkan film ini sebagai sarana mempromosikan objek wisata di Belitung Timur," katanya. Sejak awal Andrea mengaku berkepentingan atas film Laskar Pelangi ini yang diharapkan dapat berimbas positif bagi promosi pariwisata Belitung Timur. Oleh karenanya, tawaran dari daerah lain yang ingin menjadi tempat pembuatan film Laskar Pelangi ini selalu ditolaknya. Andrea pun menunjuk banyaknya pelancong berdatangan ke Belitung, sejak beredar kabar syuting film Laskar Pelangi memakai lokasi daerah ini. Menurutnya, sutradara dan produser film Laskar Pelangi mendesain film ini tidak hanya memiliki nilai jual yang baik, namun juga memiliki kapasitas untuk ikut festival film nasional dan internasional, seperti festival film Cannes di Perancis atau Academy Award di Amerika Serikat untuk kategori film asing. Saat proses produksi saja, menurut Andrea, sudah ada sekitar 20 orang bintang film nasional ikut terlibat dalam pembuatan film ini, diantaranya Tora Sudiro, Cut Mini dan lainnya yang tentu saja memiliki banyak penggemar. "Permasalahan kita adalah tidak memanfaatkan momen pembuatan ini dengan baik untuk kepentingan promosi pariwisata daerah. Tapi kita sangat maklum dan bukan mengkritik, karena ini hal baru," ujarnya. "Pemkab Belitung Timur dan Pemkab Belitung harus tahu bahwa banyak sekali pihak lain yang mendekati aku agar syuting film ini dibuat ditempat mereka, seperti di Aceh misalnya dan di beberapa tempat lainnya. Karena mereka tahu pentingnya film ini. Tapi aku bersikeras agar syuting itu 90 persen di kampung aku sendiri," katanya. Sayangnya, kata Andrea, hal itu tidak disambut dan direspon dengan baik oleh pemerintah daerah. Namun Andrea mengaku maklum karena konsep promosi melalui film ini merupakan hal yang baru. Ia mengakui ada semacam spanduk yang dibuat sangat minim dan penempatannya kurang tepat, padahal Bangka Belitung dicanangkan oleh Gubernur Babel Eko Maulana Ali sebagai bumi Laskar Pelangi. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008