Kondisi ini disebabkan adanya struktur batu gamping yang berongga dan mengalami patahan sehingga air lautnya terlihat menyembur dan mengeluarkan busa berwarna putih seperti pusaran.
Ambon (ANTARA) - BMKG menyatakan dibutuhkan penelitian mendalam terkait kondisi tanah yang ambruk berbentuk kolam dan dipenuhi air laut dan wacana merelokasi sebagian warga Desa Liang, Kecamatan Salahutu, setelah gempa tektonik dengan kekuatan magnitudo 6,8.

"Memang benar saat terjadi gempa bumi tektonik dengan kekuatan magnitudo 6,8 yang diperbaharui menjadi 6,5 pada Kamis, (26/9) 2019 ditemukan adanya lubang yang menganga dan dipenuhi air laut di Desa Liang," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Ambon, Andi Azhar Ruzdin di Ambon, Senin.

Longsoran tanah berbentuk lubang yang menganga tersebut memang berada di sekitar rumah penduduk yang letaknya di pesisir pantai.

Menurut dia, lubang tersebut akibat kondisi tanahnya yang tidak padat dan terdiri dari struktur batu gamping yang berongga atau berpori sehingga jadi retak ketika diguncang gempa bumi tektonik dengan kekuatan besar.

"Jadi kalau memang ada wacana relokasi penduduk, terlebih dahulu dilakukan penelitian guna memastikan kondisi tanahnya seperti apa," kata Andi Azhar.

Baca juga: Lantai rumah warga di Ambon keluarkan hawa panas pascagempa

Baca juga: BMKG: Terjadi 1.163 kali gempa susulan di Ambon


Dia juga mengakui ketika terjadi gempa bumi tektonik pada Kamis, (26/9) kemarin, ada keretakan di dasar laut antara perairan Pulau Ambon dengan Pulau Seram, tepatnya di Desa Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat.

Terlihat ada satu titik di tengah laut yang airnya berbentuk pusaran dan berbuih seperti air mendidih dengan busa berwarna putih.

"Kondisi ini disebabkan adanya struktur batu gamping yang berongga dan mengalami patahan sehingga air lautnya terlihat menyembur dan mengeluarkan busa berwarna putih seperti pusaran," katanya.

Dia menambahkan, beberapa menit sebelum terjadi gempa bumi tektonik tersebut, ada sejumlah anggota TNI-AL bersama para mahasiswa sedang melakukan latihan penyelaman di lokasi tersebut dan mereka sempat melihat kejadian pusaran airnya.

Akibat gempa bumi tektonik bermagnitudo 6,5 ini juga terjadi likuefaksi dalam skala kecil berupa lumpur yang naik ke permukaan.

Sejumlah warga di Desa Liang mengaku telah mencoba mengukur kedalaman kolam yang muncul namun mereka tidak bisa menjejak dasar kolam tersebut.*

Baca juga: Pelayanan korban gempa Maluku terkendala persebaran penyintas

Baca juga: Siswa sekolah menghambur keluar ruangan saat gempa getarkan Ambon

Pewarta: Daniel Leonard
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019