Pengerjaannya sudah selesai, aspalnya juga sudah kering, Insya Allah besok Selasa (8/10) pagi penerbangan sudah bisa dibuka kembali,
Samarinda (ANTARA) - Bandaran APT Pranoto, Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim) dilaporkan akan segera beroperasi kembali, setelah sempat ditutup selama dua hari pada 6 dan 7 November 2019, karena adanya kerusakan aspal pada taxiway.

Kepala Dinas Perhubungan Kaltim, Salman Lumoindong di Samarinda, Senin, mengatakan keretakan aspal taxiway sudah ditangani dengan penambalan mulai sejak Minggu malam hingga Senin siang.

"Pengerjaannya sudah selesai, aspalnya juga sudah kering, Insya Allah besok Selasa (8/10) pagi penerbangan sudah bisa dibuka kembali," tambah Salman Lumoindong.

Baca juga: Penerbangan di Bandara APT Pranoto kembali terganggu

Menurut Salman, sebelumnya kondisi exit taxiway Bandara APT Pranoto Samarinda di beberapa titik mengalami lendutan dan keretakan kecil.

"Kondisi ini diakibatkan beban pesawat dengan volume pergerakan yang sudah melampaui ultimate dari perencanaan awal," ujarnya.

Namun demikian, lanjut Salman kondisi aspal runway dan exitway setelah adanya perbaikan secara keseluruhan baik.

Menurut Salman, penambalan dilakukan di tujuh titik lubang, dengan diameter tambalan bervariasi, mulai 1x1 meter hingga 2x1 meter.

Baca juga: Sempat ditutup, Bandara APT Pranoto Samarinda kini kembali normal

"Semoga keretakan runway dan exit taxiway di APT Pranoto Samarinda tidak terulang, sehingga tidak ada lagi penerbangan yang terganggu," sebutnya.

Diketahui, penerbangan di Bandara APT Pranoto, Samarinda terganggu, pada Minggu siang hingga Senin (7/10), karena adanya keretakan aspal di Taxiway.

Sebanyak 42 penerbangan rute Samarinda dialihkan ke Bandara Sepinggan Balikpapan.

Setidaknya ada delapan maskapai seperti Garuda Indonesia, Batik Air, Wings Air, Lion Air, Nam Air, Express Air, Citilink Indonesia, dan Susi Air terpaksa harus mengatur ulang jadwal penerbangannya karena kejadian tersebut.

Baca juga: Kemenhub terus kembangkan Bandara APT Pranoto

Pewarta: Arumanto
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019