Jakarta (ANTARA) - Anugerah Musik Indonesia (AMI) ke-22 mengusung tema yang masih berkesinambungan dengan tema-tema sebelumnya yaitu "Musik Bahasa Dunia".

"Tema itu tercipta berkat adanya karya-karya musisi Indonesia semakin menunjukkan kualitas yang bisa bersaing dengan karya musisi luar negeri dan bahkan sudah banyak dinikmati oleh penggemar musik di mancanegara," ungkap Ketua Umum Yayasan Anugerah Musisi Indonesia (YAMI), Dwiki Dharmawan dalam jumpa wartawan di Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa.

YAMI Melalui Dwiki juga menyatakan akan terus berkomitmen untuk berkiprah lebih aktif demi memberikan kontribusi pada kemajuan industri musik tanah air dengan meningkatkan aspek kualitas maupun kuantitas. Hal ini mengingat industri musik Indonesia telah mengalami perubahan yang signifikan di era digital.

"Kami (YAMI) ingin menjadi jembatan untuk musisi indonesia agar dapat bersinar di mancanegara, saat ini dunia berada di genggaman tangan kita melalui musik. Sudah saatnya sekarang insan musik Indonesia lebih maju dan lebih kreatif lagi serta lebih bisa berdiri dalam 'playlist' yang sama dengan musisi mancanegara," kata Dwiki Dharmawan.

Untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas, Dwiki menyampaikan bahwa amggota YAMI terbagi menjadi dua kategori yaitu; "Anggota Reguler" dan "Anggota Swara".

Anggota YAMI sendiri pada saat ini berjumlah 2.754 anggota dan tergabung dengan AMI. 

Baca juga: Indonesia miliki tangga lagu resmi mingguan
Baca juga: Indonesia ajukan Ambon sebagai kota musik dunia

Dwiki menjelaskan "Anggota Reguler" bertugas dan memiliki hak untuk menetukan para calon nominasi yang  akan di nilai oleh dewan juri.

Sedangkan untuk "Anggota Swara" diisi oleh para pelaku industri musik seperti; komposer, produser, penata musik, dan lain sebagainya. 

"Mereka semua memiliki tugas menentukan calon nominasi dan sekaligus penerima penghargaan," jelas Dwiki.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Bidang Kategori YAMI Syahrani menjelaskan penilaian pada tahun ini sudah menggunakan sistem daring (online), sehingga lebih memudahkan para musisi untuk mendaftarkan karya-karyanyaa.

"Meski kita sudah menerapkan sistem online, kita juga tetap melakukan pertemuan guna memasukkan dan berdiskusi kategori yang cocok untuk musisi yang mendaftarkan karya-karyanya," kata Syahrani.

Pengumpulan karya untuk AMI Awards 2019 berlangsung sejak Juli 2018 hingga Juni 2019. Semua data yang terkumpul kemudian akan dibawa dalam sidang kategorisasi, yang akan menempatkan semua lagu pada genre masing-masing dan sekaligus menentukan kategorisasi yang akan dinilai oleh pakar dan disebarkan keseluruh anggota YAMI untuk melakukan voting secara daring.

"Kami sudah bekerja keras meningkatkan layanan, semoga semua proses dapat dijalankan secara 'fair', transparan, dan berintegrasi sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan kepada publik," kata Dwiki Dharmawan.

Baca juga: Dampak rencana pindah ibu kota terhadap dunia musik

Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2019