Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 1.200 inovator muda dari 15 negara menampilkan karya inovasi mereka dalam ajang pertemuan penemu muda Indonesia atau Indonesia Inventors Day yang diselenggarakan di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, yang digelar pada 9-12 Oktober 2019.


"Para peserta merupakan penemu muda mulai dari jenjang Sekolah Dasar (SD) hingga perguruan tinggi. Kegiatan ini merupakan bentuk apresiasi terhadap pada inovator yang telah menciptakan produk inovasi baik di bidang teknologi, sains, pertanian, pendidikan, dan lainnya," ujar Presiden Indonesian Invention and Innovation Promotion Association (INNOPA), Erricha Insan Pratisi, usai pembukaan pameran di Jakarta, Rabu.

Sebanyak 15 negara yang hadir dalam pameran itu yakni Malaysia, Thailand, Vietnam, Filipina, China, Korea, Jepang, Mesir, India, Sri Lanka, Polandia, Arab Saudi , Kroasia, Kanada, dan Amerika.


Sebanyak 250 inovasi dipamerkan dalam dua kegiatan pada pameran itu yakni The 6th International Young Inventors Award (IYIA) dan The 2nd World Invention Technology Expo (Wintex) pada 9-12 Oktober 2019.

Dia menambahkan ajang tersebut bertujuan untuk memberikan wadah bagi para inovator lokal, agar tidak hanya sekedar menciptakan namun juga mengembangkan produk dan mendapatkan paten, hingga siap untuk dikomersialisasikan.

"Hasil inovasi kita jangan hanya jadi ajang etalase, tapi bisa bermanfaat untuk masyarakat."

Dengan demikian, maka paradigma Indonesia sebagai negara konsumtif berubah menjadi negara pencipta dengan banyak produk inovasi yang memiliki daya saing di tingkat internasional.

Untuk tiap tingkatan, kata dia, terdapat perbedaan penekanan. Misalnya untuk tingkat SD hingga SMA lebih pada riset. Sedangkan untuk universitas pada inovasi yang langsung diaplikasikan.

Presiden Juri IYIA dan Wintex, Prof Suharno Harso Supangkat, mengatakan ajang tersebut dapat menampilkan kreativitas antar negara dalam menyelesaikan persoalan yang ada di masyarakat.

"Ini ajang untuk mengukur sejauh mana kita dibandingkan yang lain, tapi sama-sama menyelesaikan persoalan secara gotong royong. Mudah-mudahan inovasi ini bisa dikomersialisasikan," kata Suharno.

Terdapat sejumlah kriteria yang menjadi penilaian juri seperti nilai komersialisasi, ide hingga paten. Misalnya untuk jenjang SMA hanya ide saja, dan nilai komersialisasinya sedikit. Kondisi itu berbeda dengan jenjang perguruan tinggi.

Pewarta: Indriani
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019